BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Diferensial membahas
tentang tingkat perubahan suatu fungsi sehubungan dengan perubahan kecil dalam
variabel bebas fungsi yang bersangkutan. Dengan diferensial dapat pula disidik
kedudukan – kedudukan khusus dari fungsi yang sedang dipelajari seperti titik
maksimum, titik belok dan titik minimumnya jika ada. Berdasarkan manfaat –
manfaat inilah konsep diferensial menjadi salah satu alat analisis yang sangat
penting dalam bisnis dan ekonomi. Sebagaimana diketahui, analisis dalam bisnis
dan ekonomi sangat akrab dengan masalah perubahan, penentuan tingkat maksimum
dan tingkat minimum.[1]
Pendekatan kalkulus
diferensial amat berguna untuk menyidik bentuk gambar suatu fungsi non linear.
Dengan mengetahui besarnya harga dari turunan pertama (first derivative) sebuah fungsi, akan dapat dikenali bentuk gambar
dari fungsi tersebut. Secara berurutan seksi-seksi berikut akan membahas
hubungan antara fungsi non linear dan derivative pertamanya, guna mengetahui
apakah kurvanya menaik atau kan menurun pada kedudukan tertentu; hubungan
antara fungsi parabolic dan derivativenya, guna mengetahui letak dan bentuk
titik ekstrimnya (maksimum atau minimum) serta hubungan antara fungsi kubik dan
derivativenya guna mengetahui letak dan bentuk titik ekstrim serta letak titik
beloknya. Akan tetapi sebelum semua itu, marilah kita perhatikan hubungan
secara umum antara sebuah fungsi dan fungsi-fungsi turunannya.
Berdasarkan kaidah
deferensi, dapat disimpulkan bahwa turunan dari suatu fungsi berderajat “n”
adalah sebuah fungsi berderajat “n-1”. Dengan perkataan lain, turunan dari
fungsi berderajat 3 adalah sebuah fungsi berderajat 2, turunan dari fungsi
berderajat 2 adalah sebuah fungsi berderajat 1, turunan dari fungsi berderajat
1 adalah sebuah fungsi berderajat 0 alias sebuah konstanta, dan akhirnya
turunan dari sebuah konstanta adalah 0.
B.
Rumusan Masalah
1.
Jelaskan pengertian diferensial?
2.
Bagaimana penerapan diferensial
pada bisnis dan ekonomi?
3.
Jelaskan macam-macam diferensial?
4.
Jelaskan biaya rata-rata minimum?
C.
Tujuan
1.
Memahami dan dapat menggunakan pemahaman diferensial pada biaya rata-rata
minimum untuk menyelesaikan persoalan dalam bisnis dan ekonomi
2.
Untuk mengetahui cara perhitungan diferensial pada biaya
rata-rata minimum
3.
Untuk mengetahui macam-macam
diferensial
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Diferensial
Darivatif atau
turunan tidak dianggap sebagai suatu hasil bagi atau
pecahan dengan sebagai pembilang dan dx sebagai penyebut,
melainkan sebagai lambang yang menyertakan limit dari , sewaktu mendekati nilai nol sebagai limit. Akan tetapi
untuk dapat memahami masalah – masalah tertentu kadang – kadang bermanfaat juga
untuk menafsirkan dx dan dy secara terpisah. Dalam hubungan ini dx menyatakan
diferensial x dan dy diferensial y. pengertian diferensial berguna sekali,
misalnya dalam aplikasinya pada kalkulus integral dan pada pendekatan perubahan
dalam variabel gayut yang berkaitan dengan perubahan – perubahan kecil dalam
variabel bebas.
Jika fَ (x) merupakan derivative dari
fungsi f(x) untuk nilai x tertentu dan merupakan kenaikan dalam x, maka diferensial
dari f(x), yang dalam hal ini ditulis f(x), terdefinisikan oleh persamaan.[2]
df (x) = fَ (x) .
Jika f(x) = x, maka fَ (x) = 1, dan dx = . Jadi jika x merupakan
variabel bebas, maka diferensial dx dari x sama dengan .
Jika y = f(x), maka
dy = fَ (x) dx = dx
Jadi diferensial suatu
variabel gayut sama dengan hasil kali turunannya dengan diferensial variabel
bebas.
Secara geometrical
perhatikanlah kurva y = f(x) (lihat gambar 9 dibawah ini), dan misalkan
turunannya pada titik P = fَ
(x). Maka dx = PQ dan dy = fَ
(x) = ()(PQ) =
Oleh karena itu dy atau df
(x) adalah kenaikan ordinat dari tangens yang berpadanan dengan dx. Argumentasi
geometrical ini membawa kita kepada penfsiran derivative sebagai suatu hasil
bagi atau pecahan, jika sembarang kenaikan dari variabel bebas x pada suatu
titik P (x,y) pada kurva y = f(x) dinyatakan dengan dx, maka dalam rumusan turunannya.
= fَ (x) = ()
dy menyatakan kenaikan yang
berpadan dari koordinat tangens pada P.
Perhatikan, bahwa
diferensial dy dan kenaikan dari fungsi yang berpadan dengan nilai dx = yang sama, pada umumnya tidaklah sama. Dalam
gambar.9 disamping dy = QT sedang = QPَ
Dari gambar itu
dapat dilihat dengan jelas, bahwa = QP', dan dy = QT kurang lebih sama,
jika = PQ sangatlah kecil. Pada hakekatnya jika
variabel bebas kecil sekali perubahannya, maka diferensial fungsi itu hamper
sama dengan kenaikan fungsi. Jika diferensial fungsi dapat dipakai untuk
mendekati perubahannya, apabila perubahan variabel bebas keci sekali.
B.
Penerapan Diferensial Pada
Bisnis dan Ekonomi
1.
Elastisitas
Elastisitas dari
suatu fungsi berkenaan dengan x dapat didefinisikan sebagai
:
Ini berarti bahwa
elastisitas merupakan limit dari rasio antara perubahan
relative dalam y terhadap perubahan relative dalam x, untuk perubahan x yang
sangat kecil atau mendekati nol.[3] Dengan terminology lain,
elastisitas y terhadap x dapat juga dikatakan sebagai rasio antara persentase
perubahan y terhadap perubahan x.
a.
Elastisitas Permintaan
Elastisitas
permintaan (istilahnya yang lengkap : elastisitas harga permintaan, price elasticity of demand) ialah suatu
koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang yang diminta akibat
adanya perubahan harga. Jadi, merupakan rasio antara persentase perubahan
jumlah barang yang diminta terhadap persentase perubahan harga. Jika fungsi permintaan
dinyatakan dengan Qd = f(P),
maka elastisitas permintaannya :
Dimana tak lain adalah Q'd atau f'(P)
Permintaan akan suatu
barang dikatakan bersifat elastic apabila , elastic – uniter jika , dan inelastic bila . Barang yang permintaanya
elastic mengisyaratkan bahwa jika harga barang tersebut berubah sebesar
persentase tertentu, maka permintaan terhadapnya akan berubah (secara
berlawanan arah) dengan persentase yang lebih besar daripada persentase
perubahan harganya.
Contoh kasus:
Fungsi permintaan akan
suatu barang ditunjukan oleh persamaan Qd = 25 – 3 P2 .
tentukan elastisitas permintaannya pada tingkat harga P = 5.
Qd
= 25 – 3 P2
.
ηd = 3 berarti bahwa
apabila, dari kedudukan P = 5, harga naik (turun) sebesar 1 persen maka jumlah
barang yang diminta akan berkurang (bertambah) sebanyak 3 persen.
b.
Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran
(istilahnya yang lengkap : elastisitas harga penawaran, price elasticity of supply) ialah suatu koefisien yang menjelaskan
besarnya perubahan jumlah barang yang ditawarkan berkenaan adanya perubahan
harga. Jadi, merupakan rasio antara persentase perubahan harga. Jika fungsi
penawaran dinyatakan dengan Qs
= f(P), maka elastisitas penawarannya :
Dimana tak lain adalah Q's atau f'(P).
Penawaran suatu barang
dikatakan bersifat elastic apabila , elastic – uniter jika dan inelastic bila . Barang yang penawarannya
inelastic mengisyaratkan bahwa jika harga barang tersebut (secara searah)
dengan persentase yang lebih kecil daripada persentase perubahan harganya.
Contoh kasus :
Fungsi penawaran suatu
barang dicerminkan oleh Qs = -200 + 7 P2. Berapa
elastisitas penawarannya pada tingkat harga P = 10 dan P = 15 ?
Qs = -200 + 7 P2
Q’s = dQs / dP = 14 P
Pada P = 10,
Pada P = 15,
berarti bahwa apabila dari kedudukan P = 10,
harga naik (turun) sebesar 1 % maka jumlah barang yang ditawarkan akan
bertambah (berkurang) sebanyak 2,8% Dan berarti bahwa apabila dari kedudukan P = 15,
harga naik (turun) sebesar 1% maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah
(berkurang) sebanyak 2,3%
c.
Elastisitas Produksi
Elastisitas
produksi ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah
keluaran (output) yang dihasilkan akibat adanya perubahan jumlah masukan
(input) yang digunakan. Jadi, merupakan rasio antara persentase perubahan
jumlah keluaran terhadap persentase perubahan jumlah masukan. Jika P melambangkan jumlah produk yang
dihasilkan sedangkan X melambangkan
jumlah factor produksi yang digunakan, dan fungsi produksi dinyatakan dengan P = f(X), maka efisiensi produksinya :
Dimana adalah produk marjinal dari X [P' atau f' (X)].
Contoh kasus :
Fungsi produksi
suatu barang ditunjukan oleh persamaan P = 6 X2 – X3.
Hitunglah elastisitas produksinya pada tingkat penggunaan factor produksi
sebanyak 3 unit dan 7 unit.
P
= 6 X2 – X3
P’ = dP / dX = 12 X – 3 X2
Pada X = 3,
Pada X = 7,
berarti bahwa, dari kedudukan X = 3, maka jika
jumlah input dinaikkan (diturunkan) sebesar 1% maka jumlah output akan
bertambah (berkurang) sebanyak 1 % Dan berarti bahwa, dari kedudukan X = 7, maka
jika jumlah input dinaikkan (diturunkan) sebesar 1% maka jumlah output akan
bertambah (berkurang) sebanyak 9 %
2.
Pendapatan Konsumsi
Dalam ekonomi makro, pendapatan masyarakat suatu negara secara
keseluruhan (pendapatan nasional) dialokasikan ke dua kategori penggunaan,
yakni dikonsumsi dan ditabung. Jika pendapatan dilambang dengan Y, sedangkan
konsumsi dan tabungan masing – masing
dilambangkan dengan C dan S, maka kita dapat merumuskan persamaan:
Y = C + S
Baik konsumsi nasional maupun tabungan nasional pada umumnya dilambangkan
sebagai fungsi linear dari pendapatan nasional. Keduanya berbanding lurus
dengan pendapatan nasional. Semakin besar pendapatan nasional maka konsumsi dan
tabungan akan semakin besar pula. Sebaliknya apabila pendapatan berkurang,
konsumsi dan tabungan pun akan berkurang pula, sehingga :
DY
= ¶C + ¶S à diferensial
Karena
¶C + ¶S = dY à dY/dY = ¶C/dY + ¶S/dY à derivasi
¶C/dY = MPC (Marginal Propensity to Consume)
¶S/dY = MPS (Marginal Propensity to Save)
Sehingga
terbukti bahwa MPC + MPS = 1
3.
Pendapatan Tabungan
Konsep diferensial
dengan mudah dapat diperluas menjadi fungsi yang terdiri dari dua atau lebih
variabel bebas. Perhatikan fungsi tabungan berikut ini :
S = S (Y,i)
Dimana S adalah
tabungan (savings). Y adalah
pendapatan nasional (national income), dan i adalah suku bunga (interes rate).
Fungsi ini kita asumsikan seperti semua fungsi yang akan kita gunakan disini
diasumsikan kontinu dan memiliki derivative (parsial) kontinu, atau secara
simbolis, f Є C'. Derivatif parsial mengukur kecenderungan marginal (marginal
propensity to save). Jadi, untuk semua perubahan dalam Y, dY, perubahan S
hasilnya dapat diaproksima dengan kuantitas . Demikian juga jika
perubahan dalam i, di kita dapat sebagai aproksimasi untuk menentukan perubahan
S yang dihasilkan. Jadi perubahan
total dalam S diaproksimsi dengan
diferensial
Atau dengan menggunakan
notasi yang lain,
Perhatikan bahwa kedua
derivative parsial Sy dan Si kembali menaikan peran
sebagai “pengubah” yang masing – masing mengubah dY dan di menjadi dS yang
bersesuaian. Pernyataan dS, yang
merupakan jumlah perubahan – perubahan
hasil aproksimasi dari kedua sumber, disebut diferensial total dari
fungsi tabungan. Dan proses untuk mencari diferensial total ini disebut
diferensiasi total (total differentiation), sebaliknya kedua komponen yang
ditambahkan di ruas kanan disebut sebagai diferensial parsial dari fungsi
tabungan.
Tentu saja ada
kemungkinan dimana Y dapat berubah sedangkan i konstan. Dalam hal ini di = 0
dan diferensial total akan disederhanakan menjadi diferensial parsial: . Dengan membagi kedua sisi
persamaan dengan dY diperoleh
)i konstan
C.
Macam-macam Diferensial
1.
Diferensial Konstanta
Jika y=a di mana a adalah konstanta, maka
: dx/dy = 0
Contoh :
y =2
Maka diferensial dx/dy = 0
2.
Diferensial Fungsi Pangkat
Jika y = xⁿ dimana n adalah konstanta, maka dx/dy = nxn-1
Contoh :
y = x³
Maka diferensiasi dx/dy = 3x3-1
3.
Diferensiasi perkalian konstanta
dengan fungsi jika y = axⁿ
dimana a dan n
adalah konstanta maka dx/dy = n.(ax)n-1
Contoh :
y = 5x³
Maka diferensiasi dx/dy = 3.(5x)3-1
D.
Biaya Rata-rata Minimum
Dalam
mempelajari banyak masalah ekonomi sebenarnya kita menggunakan konsep kalkulus.
Misalkan dalam suatu perusahaan, PT ABC. Jika ABC menjual x satuan barang tahun
ini, ABC akan mampu membebankan harga, p(x) untuk setiap satuan. Kita tunjukkan
bahwa p tergantung pada x. pendapatan total yang diharapkan
ABC diberikan oleh R(x) = x p(x), banyak satuan kali harga tiap satuan.
Untuk
memproduksikan dan memasarkan x satuan, ABC akan mempunyai biaya total C(x).
Ini biasanya jumlah dari biaya tetap ditambah biaya variable. Konsep dasar
untuk sebuah perusahaan adalah total laba P(x), yakni slisih antara pendapatan
dan biaya.
P(x) = R(x)
– C(x) = x p(x) – C(x)
Umumnya,
sebuah perusahaan berusaha memaksimumkan total labanya.
Pada dasarnya suatu produksi akan berupa satuan-satuan diskrit. Jadi R(x),
C(x) dan P(x) pada umumnya didefinisikan hanya untuk x= 0,1,2,3,…..dan sebagai
akibatnya, grafiknya akan terdiri dari titik-titik diskrit. Agar kita dapat
mempergunakan kalkulus, titik-titik tersebut kita hubungkan satu sama
lainsehingga membentuk kurva. Dengan demikian, R,C, dan P dapat dianggap ebagai
fungsi yang dapat dideferensialkan.[4]
Jika diketahui
fungsi biaya total
dari suatu perusahaan adalah
;
TC = 0,2
Q2 + 500Q + 8.000
Carilah Berapa nilai rata-rata minimum tersebut?
2.
Penyelesaian:
Biaya rata-rata (AC)
minimum
Jadi biaya rata-rata minimum
sebesar Rp580,- diperoleh jika perusahaan menghasilkan produk sebanyak 200 unit.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Pendekatan kalkulus
diferensial amat berguna untuk menyidik bentuk gambar suatu fungsi non linear.
Dengan mengetahui besarnya harga dari turunan pertama (first derivative) sebuah fungsi, akan dapat dikenali bentuk gambar
dari fungsi tersebut. Secara berurutan seksi-seksi berikut akan membahas
hubungan antara fungsi non linear dan derivative pertamanya, guna mengetahui
apakah kurvanya menaik atau kan menurun pada kedudukan tertentu; hubungan
antara fungsi parabolic dan derivativenya, guna mengetahui letak dan bentuk
titik ekstrimnya (maksimum atau minimum) serta hubungan antara fungsi kubik dan
derivativenya guna mengetahui letak dan bentuk titik ekstrim serta letak titik
beloknya. Akan tetapi sebelum semua itu, marilah kita perhatikan hubungan
secara umum antara sebuah fungsi dan fungsi-fungsi turunannya.
Dalam
mempelajari banyak masalah ekonomi sebenarnya kita menggunakan konsep kalkulus.
Misalkan dalam suatu perusahaan, PT ABC. Jika ABC menjual x satuan barang tahun
ini, ABC akan mampu membebankan harga, p(x) untuk setiap satuan. Kita tunjukkan
bahwa p tergantung pada x. pendapatan total yang diharapkan
ABC diberikan oleh R(x) = x p(x), banyak satuan kali harga tiap satuan.
B.
Saran dan Kritik
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang
budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya karya tulis ilmia ini dan penulisan karya tulis ilmia di kesempatan
– kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Dwi Mentari, Matematika Dasar Aplikasi
Turunan, ( Bengkulu: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2012)
Indah Lestari, Ina Yanti, Elon,Cucu Nurmansyah, Penerapan Diferensial Dalam Ekonomi,
(Cirebon: FKIP Matematika Universitas Muhammadiyah Cirebon, 2010)
santirianingrum.dosen.narotama.ac.id/files/2011/11/TM10-Penerapan-Diferensial-Fungsi-Sederhana-dalam-Ekonomi.pdf (di ambil
pada tanggal 12 Desember 2012)
[1] Indah
Lestari, Ina Yanti, Elon,Cucu Nurmansyah, Penerapan
Diferensial Dalam Ekonomi, (Cirebon: FKIP Matematika Universitas Muhammadiyah Cirebon, 2010)
[2] Ibid.
[3] Ibid.
[4] Dwi Mentari, Matematika Dasar Aplikasi
Turunan, ( Bengkulu: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2012)
[5]santirianingrum.dosen.narotama.ac.id/files/2011/11/TM10-Penerapan-Diferensial-Fungsi-Sederhana-dalam-Ekonomi.pdf (di ambil pada tanggal 12 Desember 2012)
tidak kontras antara tulisan dan walpaper nya, mohon diperbaiki.
BalasHapusWarna Tulisannya dibuat putih neng biar enak dibaca :) Terima kasih sudah share ilmu.
BalasHapus