BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan
Matematika dalam Ekonomi. Fakta, hakekatnya merupakan
besaran-besaran, yang diterjemahkan berupa persamaan, bentuk-bentuk fungsional,
atau persamaan differensial. 2 pendekatan dalam penyelesaian masalah ekonomi:
analisis matematis dan analisis non matematis. Contoh kasus analisis matematis, dalam memulai kegiatan
forex trading pada hari X, saya biasa menggunakan analisis regresi sederhana
dengan menggunakan data terbaru pada malam hari sebelumnya. Jadi masalah
ekonomi dalam hal pergerakan valuta asing dapat pula dianalisis dengan analisis
regresi sederhana. Sedangkan team saya melakukan analisis non matematis dengan
melihat pergerakan kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia dalam menghadapi
masalah moneter.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian matriks dan operasinya
2. Pengertian determinan matriks
3. Pengertian invers
4. Manfaat matriks dalam bisnis
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Matriks
Matriks adalah salah satu susunan
bilangan dalam bentuk persegi panjang
yang diatur dalam baris dan kolom. Dan tanda kurung digunakan untuk menunjukkan
suatu bentuk matriks.
Syarat-syarat suatu matriks :
a. Berbentuk
persegi panjang dan ditempatkan didalam kurung
b. Unsur-unsurnya
terdiri dari bilangan-bilangan
c. Mempunyai
baris dan lajur/kolom
Contoh:
4
1 3 0 Baris 1
2
6 8 1
1
7 9 2
Kolom 1
Matriks diatas terdiri dari 4 baris dan 3 kolom,
atau matriks diatas berordo 3x4.
Secara umum matriks dinyatakan dengan :
B. Macam-macam
matriks
1. Matriks
Baris (vector baris)
Yaitu matriks yang hanya terdiri
dari satu baris, biasanya dinyatakan dengan huruf kecil.
Contoh: c (1
6 2)
2. Matriks
Kolom (vector kolom)
Contoh : 3
B =
5
2
7
3. Matriks
Bujur Sangkar (matriks kuadrat)
Yaitu matriks yang mempunyai jumlah
baris dan kolom yang sama diagonal yang memuat unsure a11, a12,……ann dalam
matriks bujur sangkar disebut diagonal utama.
Contoh:
A = 1
2 4
3
2 1
0
1 4
4. Matriks
diagonal
Adalah matriks dimana semua unsure
diluar diagonal utamanya sama dengan nol, sedangkan paling sedikit satu unsure
pada diagonal pokoknya tidak sama dengan nol.
Contoh :
D = 2
0 0
0
4 0
0 0 6
D = 1
0 0
0
1 0
0
0 1
5. Matriks
Identitas
Yaitu, matriks yang unsure-unsur
diagonal utamanya adalah 1 (satu) sedangkan unsure-unsur lainya adalah 0 (nol).
Contoh :
I = 1 0
0 1
II = 1
0 0
0
1 0
0 0 1
C. Kesamaan
Matriks
Matriks A dan B dikatakan sama jika :
·
A dan B mempunyai
jumlah baris yang sama dan juga jumlah kolom yang sama.
·
Semua unsur yang
seletak (bersesuaian) sama.
Contoh :
A = 1
2 4 B = 1
2 4
3
2 1 3
2 1
0
1 4 0
1 4
Jadi, A sama dengan B.
D.
Penjumlahan Matriks dan Pengurangan
Dua
buah matriks dapat dijumlahkan dan/atau dikurangkan jika mempunyai ukuran atau
orde yang sama.
Contoh
:
A =
2 1 0
B = -4 3 5
-1 0 2 2 2
0
Maka : A+B = 2
1 0 +
-4 3 5
= -2 4 5
-1
0 2 2
2 0 1
2 2
A-B = 2
1 0 - -4
3 5 =
6 -2 -5
-1
0 2 2
2 0 -4
-2 2
E.
Perkalian Matriks dengan Bilangan
Suatu matriks A dan B berlaku perkalian, jika dipenuhi syarat
perkalian matriks, yaitu banyaknya kolom dari matriks A harus sama dengan
banyaknya baris dari matriks B. Jika tidak demikian maka, perkalian tidak dapat
dilakukan/.
Contoh :
A =
1 3 4
B = 2 4
3
2 5 3 6
1
3
2
Tinjaun perkalian matriks A dan B. Karena A
adalah ukuran matriks berukuran 2x3 dan B adalah matriks berukuran 3x2. Maka
hasil kali AB adalah matrik 2x2. Perhatikan perhitungan perkalian berikut :
(1.2)+(3.3)+(4.1)=
15
(1.4)+(3.6)+(4.3)=
34
(3.2)+(2.3)+(5.1)=
17
(3.4)+(2.6)+(5.3)=
39
Jadi, diperoleh AB = 15 34
17 39
F.
Transpose Matriks
Transpose
dari suatu matriks dapat diperoleh dengan menukarkan unsure-unsur pada baris
dan kolom, misalnya unsur pada baris pertama diubah menjadi unsur pada kolom
pertama dan seterusnya.
Transpose
dari matriks A dinyatakan dengan A’ atau At
Contoh :
1.
A =
2 4 transpose dari matriks A adalah A’ =
2 3
3
5
4 5
Ø DETERMINAN
Determinan ialah nilai
yang diperoleh dari matriks bujur sangkar A ( matriks yang jumlah baris dan
kolomnya sama ) yang dihitung dengan aturan tertentu, yang nilainya bisa positif, nol atau negative. Matriks
tidak bujursangkar tidak ada hitungan diterminananya [1]
ü Determinan Matriks Yang
Berdimensi 2x2 ( Determinan Orde Dua)
Diperoleh dengan cara
mengalihkan dua unsur (elemen) pada diagonal utamanya. Dan dikurangi dengan
hasil kali dua unsur (elemen ) pada diagfonal lainnya. Perlu dicatat hanya
matriks kuadrat saja (matriks yang jumlah baris dan kolomnya sama) yang
memiliki determinan[2].
A = a1 1 a1 2 = a1
1.a2 2-a1 2.a2 1
a2 1 a2 2
Contoh:
hitunglah determinan dari matriks
berikut ini:
A = 6 4 B= 4 6
7 9 6 9
Jawab:
A = 6 4 = 6(9)-7(4)= 26
7 9
Karena determinan dari matriks A, A
tidak sama dengan nol, maka matriks A adalah matriks non singular.
B = 4 6 =
4(9)-6(6)= 0
6 9
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa
matriks B adalah matriks singular,
karena nilai determinannya sama dengan nol ( B = 0).
ü Determinan Matriks Yang
Berdimensi 3X3 (Determinan Orde Tiga)
dihitung dengan aturan SARRUS, yakni
dengan cara menempatkan dua kolom pertama dari determinan 3X3, lalu nilai
determinan ini adalah jumlah hasil kali elemen pada tiap diagonal dari kiri
atas ke kanan bawah dikurangi dengan jumlah hasil kali elemen pada tiap
diagonal sil kali elemen pada tiap diagonal dari kiri bawah ke kanan atas. Cara
SARRUS ini hanya digunakan pada determinan 3X3[3].
a1 1 a1 2 a1
3
A = a2 1 a2 2 a2
3
a3 1 a3 2 a3 3
=
a1 1. a2 2. a3 3+ a1 2. a2 3.
a3 1+ a1 3. a2 1. a3 2 – (a3
1. a2 2. a1 3+ a3 2. a2 3. a1
1+ a3 3. a2 1. a1 2)
Contoh:
2 5 0 2 5 0 2 5
A = 3 8 4 A = 3 8 4 3 8
6 7 1 6 7 1 6 7
A
= (2X8X1+5X4X6+0X3X7)-(6X8X0+7X4X2+1X3X5)
A
= 136-71
A
= 65
ü Sifat-Sifat Determinan
1. suatu
determinan nilainya tidak berubah jika suatu baris atau kolom ditambahkan
dengan baris atau kolom lain.
2. Jika
suatu kolom atau baris dikalikan dengan skalar (K), maka nilai determinan akan
menjadi (K) kali determinan semula.
3. Jika
salah satu baris atau kolom terdiri dari 0, maka nilai detrminannya sama dengan
0.
4. Jika
dua baris atau kolom sama pada determinan, maka nilai determinannya sama dengan
0.
5. Jika
sepasang baris atau kolom saling ditukarkan, maka nilai determinannya berubah
tanda, seperti dari positif menjadi negatif atau sebaliknya.
6.
Determinan matriks satuan adalah satu
·
Invers
Matriks
Matriks-matrikspersegi
A dan B sedemikianhingga AB = BA = I maka A disebut invers B disebut B-1 dansebaliknya
B adalah invers A ditulis A-1sehinggaberlakuAA-1 = I = A-1
A, dimana I matriksidentitas.
Invers matriks A dirumuskanA-1 =
.
Adj (A)
1. Invers
Matriksordo 2x2
Jika
A = ,
maka A-1= . Adj (A)
Contoh:
A = , tentukan A-1!
Jawab: det (A) = (5x2)
– (3x3) = 1
G.
PENGGUNAAN MATRIKS DALAM PERSOALAN BISNIS
Contoh
1
Suatu
perusahaan mempunyai dua lokasi pabrik di Surabaya dan Sidoarjo, yang tiap
minggu memproduksi 3 jenis barang A, B dan C yang dibuat dari bahan baku K, L
dan M dengan komposisi yang sama dikedua pabrik ini, yakni tiap 1 unit barang A
dibuat dari : 1 unit bahan baku K, 3 unit bahan baku L dan 2 unit bahan baku M,
tiap 1 unit barang B dibuat dari : 2
unit bahan baku K, 2 unit bahan baku L dan I unit bahan baku M, dan tiap 1 unit
C dibuat dari : 1 unit bahan baku K, 2 unit bahan L dan 2 unit bahan baku M.
Tiap
mingu pabrik di Surabaya memproduksi : 100 unit barang A, 200 unit barang B dan
250 untuk unit barang C, sedangkan disidoarjo diproduksi : 80 unit barang A,
120 unit barang B dan 200, unit barang C.
Jika
harga baku K, L dan M tiap unit adalah Rp. 500, Rp. 800 dan Rp. 1000 sedangkan
harga jual barang A, B dan C dipasaran Surabaya dan Sidoarjo adalah sama yakni
: Rp. 3000, Rp. 5.000 dan Rp. 7.000
unit, maka :
a. Tuliskan
berapa matriks dan bentuknya yang ada dalam persoalan ini ?
b. Hitunglah
dengan operasi perkalian matriks jumlah bahan baku yang diperlukan ditiap
pabrik Surabaya dan Sidoarjo.
c. Hitunglah
jumlah biaya, jumlah penjualan dan laba yang capai dengan operasi matriks di
Surabaya dan Sidoarjo
Jawab
a. Matriks-matrik
dalam persoalan ini adalah :
Matriks
komposisi bahan dan barang A, B, dan C
Q= 1 2 1
3 2 2
2 1 2
Matriks
produk dari barang A, B dan C di Surabaya dan Sidoarjo :
R= 100 80
200 120
250 200
Matriks
S yakni harga bahan baku K, L dan M tiap unit dan
Matriks
T yakni harga jual barang A, B dan C tiap unit :
S = ( 500
800 1000) dan T = (3000 5000
7000)
b. Jumlah
bahan baku yang dipakai di Surabaya dan Sidoarjo :
U = Q x R = 1
2 1 100 80 750 520
3 2
2 x 200
120 = 1200
880
2 1
2 250 200 900 680
c. Perhitungan
Laba :
Dihitung dulu jumlah biaya produk di Surabaya dan
Sidoarjo :
D = S x U = (500 800
1000) x 750 520
1200 880
=
900 680
(2.
235.000 1. 644.000 )
Dan
hasil penjualan barang di Surabaya dan Sidoarjo
:
E = T x R = (3000 5000
7000 ) x 100 80
200
120 =
250
200
(3. 050. 000 2.240. 000)
Sehingga
laba yang diraih di Surabaya dan Sidoarjo adalah :
L =
E – D = (3. 050.000 2. 240. 000) – (2.
235.000 1. 644.000)
=(815.000
596.000 )
BAB
III
PENUTUP
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa matriks
adalah Matriks adalah salah satu susunan bilangan dalam bentuk persegi panjang yang diatur dalam baris dan
kolom. Dan tanda kurung digunakan untuk menunjukkan suatu bentuk matriks.
Macam-macam matriks adalah matriks baris, matriks kolom, matriks nol, matriks
bujur sangkar, dll.
Objek matriks dapat berupa bilangan real, kompleks, atau
fungsi. Sebuah matriks biasanya dinyatakan dengan huruf besar, misalnya A.
Setiap bilangan yang terdapat dalam matriks disebut elemen matriks. Semua
bilangan yang tersusun dalam jalur horizontal disebut baris dan bilangan yang
tersusun dalam jalur vertical disebut kolom.
a. Operasi yang ada pada matriks meliputi penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan determinan.
b. Fungsi determinan dinotasikan dengan detA sebagai jumlah
hasil kali elemnter bertanda A. Angka detA disebut determinan dari A atau
determinant of A.
Matriks
A transpose didapatkan dari matriks A dengan memindahkan elemen baris menjadi
elemen kolom dengan meindahkan elemen kolom menjadi elemen baris.
Jika
kita memiliki matriks A, maka matriks transpose dari A biasaditulis sebagai AT
Matriks
adjoint A, dinotasikan dengan kT, adalah matriks yang elemennya
terdiri dari elemen kofaktor A yang ditransposekan. K disebut matriks kofaktor.
DAFTAR PUSTAKA
Bumulo, Hussain, dkk.
Matematika untuk Ekonomi dan Aplikasinya.2006. Surabaya: Bayumedia Publishing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar