BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Organisasi atau perusahaan, pastinya
menginginkan untuk memproduksi suatu produk yang lain dari yang lain dan
pertama kali ada. Salah satu tantangan besar dalam perencanaan pemasaran adalah
bagiamana menciptakan dan mengembangkan gagasan-gagasan tentang produk baru dan
akhirnya berhasil memasarkannya. Karena belum tentu produk baru yang
dimunculkan oleh suatu organisasi atau perusahaan dapat diterima dengan baik
oleh konsumen.
Untuk mensukseskan gagasan-gagasan
terhadapa pengembangan produk baru, suatu perusahaan perlu melakukan beberapa
tahapan, agar produk yang diciptakan tepat sasaran dan diterima oleh pasar.
Karena tujuan diciptakannya produk baru adalah menciptakan inovasi baru yang
suskes di pasaran dan juga perusahaan harus mengganti produk-produk yang telah
masuk ke tahap penurunan dalam daur ulang hidup produknya.
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah
produk itu?
2. Bagaimanakah
strategi pengembangan produk baru yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau
organisasi?
3. Apa
dan bagaimanakah strategi daur hidup produk itu?
C. Tujuan
1. Menyelesaikan
tugas matakuliah manajemen pemasaran.
2. Memperoleh
informasi tentang strategi pengembangan produk baru
3. Dapat
mengetahui apa-apa saja yang harus dilakukan dalam sebuah program pengembangan
produk baru.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Produk Baru
1. Pengertian
produk
Produk
adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada sebuah pasar agar
diperhatikan, diminta, dipakai, atau dikonsumsi sehingga mungkin memuaskan
keinginan atau kebutuhan. Produk bisa berupa benda fisik, jasa, orang, tempat,
organisasi, dan gagasan.[1]
2. Pengertian
Jenis Produk
Jenis
produk adalah unit yang bisa dibedakan menurut ukuran, harga, penampilan, atau
beberapa atribut lain. Misalnya, pasta gigi adalah sebuah produk. Satu “tube”
pasta gigi merk Pepsodent seharga Rp. 1.000 adalah sebuah jenis produk.[2]
3. Pengertian
Produk Baru
Produk
baru adalah produk asli, penyempurnaan produk, modifikasi produk, dan
merek-merek baru yang dikembangkan sendiri di bagian penelitian.[3]
Enam golongan produk
baru:[4]
a. Produk
baru bagi dunia, produk ini mencipta pasar yang baru sama sekali.
b. Lini
produk baru, dengan produk ini perusahaan untuk pertama kalinya memasuki pasar
yang sudah ada.
c. Tambahan
pada lini produk yang sudah ada, produk yang menambah lini produk yang sudah
ada di suatu perusahaan.
d. Penyempurnaan/revisi
atas produk yang sudah ada, produk baru dengan daya kerja/kegunaan yang
disempurnakan atau dengan nilai yang lebih tinggi dan mengganti produk yang
sudah ada.
e. Penempatan
kembali/positioning, produk yang sudah ada dipasarkan pada pasar baru atau
segmen pasar baru.
f. Penekanan
biaya, produk baru yang daya kerja/kegunaannya sama dengan yang sudah ada pada
biaya yang lebih rendah.
B. Masalah
Pengembangan Produk Baru
Dalam
dunia usaha yang penuh persaingan, perusahaan yang tdak mempersiapkan produk
baru akan menghadapi resiko yang berat. Perusahaan semacam ini akan mendapatkan
produk-produknya menjadi korban kebutuhan dan selera konsumen yang berubah,
teknologi baru, daur hidup produk yang makin pendek serta persaingan yang
meningkat di dalam dan luar negeri.
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan produk baru mengalami kegagalan, antara lain:[5]
1. Direktur
atau bagian atasan mungkin memaksakan gagasan kesayangannya meskipun penelitian
pasar telah menunjukkan kecilnya kemungkinan berhasilnya suatu produk.
2.
Gagasan produknyan
sendiri cemerlang, tetapi perusahaan terlalu optimis dalam memperkirakan
besarnya pasar.
3. Produknya
didesain tidak semestinya.
4. Barang
atau produk ditempatkan dengan tidak tepat di pasaran atau tidak diiklankan
secara efektif, atau harganya terlalu tinggi.
Beberapa
faktor yang bisa menyebabkan makin sulitnya keberhasilan pengembangan produk
baru di masa yang akan datang, yaitu:[6]
1. Kurangnya
gagasan pada jenis barang tertentu. Beberapa ilmuwan menyatakan sedikitnya
teknologi baru yang setaraf dengan
penemuan mobil, televisi, komputer, dan fotocopy dan obat-obatan mujarab.
2. Pasar
yang terpecah-pecah/fragmented markets. Persaingan yang tajam menyebabkan pasar
terpecah-pecah. Perusahaan-perusahaan terpaksa mengarahkan produk baruknya pada
segmen pasar yang lebih sempit, bukan pasar/massa dan ini berarti penjualan dan
keuntungan yang lebih kecil dari masing-masing barang.
3. Kendala
sosial dan pemerintah. Produk baru harus memenuhi persyaratan umum seperti
keselamatan konsumen dan tidak mencemarkan lingkungan. Peraturan-peraturan
pemerintah menyebabkan lambatnya pembaruan pada industri obat-obatan dan juga
membuat produsen peralatan indutri, kimia, mobil dan mainan lebih berhati-hati
dalam hal disain dan periklanan.
4.
Mahalnya proses
pengembangan produk baru. Untuk menghasilkan satu atau dua gagasan yang baik,
perusahaan harus mulai dengan banyak gagasan tentang produk baru. Biaya
pengembangan dan peluncuran untuk masing-masing produk akan meningkat tinggi
terutama pada tingkat inflasi saat ini, yang nyata pada biaya-biaya produksi,
periklan, dan distribusi.
5. Kurangnya
modal. Kebanyakan perusahaan tidak mampu mengumpulkan dana yang diperlukan bagi
penelitian untuk inovasi yang sesungguhnya. Akhirnya mereka hanya menekankan
pada modifikasi dan peniruan.
6. Pendeknya
tahap pertumbuhan pada barang-barang yang berhasil. Bila satu barang berhasil
di pasar, pesaing-pesaing cepat sekali meirunya. Inilah yang memperpendek tahap
pertumbuhan suatu produk baru.
C. Tahap
Proses Pengembangan Produk Baru
1. Penciptaan
Gagasan
Manajemen
puncak perlu menetapkan dan menegaskan kelompok produk apa dan pasar mana yang
akan dituju. Maka harus jelas dulu sebelumnya mengenai sasaran produk baru,
apakah itu akan berupa pemasukan uang secara maksimal, penguasaan bagian pasar,
atau beberapa sasaran yang lain. Perlu
juga ditetapkan sebelumnya misalnya, seberapa tinggi kadar upaya yang
diperlukan untuk mengembangkan produk asli, atau modifikasi produk yang sudah
dipasarkan atau untuk meniru produk pesaing.
a. Sumber
Gagasan Produk Baru[7]
·
Keinginan dan kebutuhan
konsumen, identifikasi atas keinginan dan kebutuhan konsumen ini bisa
dijalankan dengan penelitian langsung, tes proyeksi, diskusi dengan kelompok
tertentu maupun yang berasal dari saran maupun klaim para pembeli.
·
Para ilmuwan, banyak
perusahaan menggantungkan pada penemuan dan inovasi para ilmuwan dengan cara
penelitian, dsb.
·
Pesaing, perusahaan
memperoleh gagasan-gagasan baru dengan jalan memonitor barang-barang pesaing.
Mereka peroleh ini dengan selalu mencari informasi dari ditributor, pembekal
dan “agen penjualan” mereka, mengenai mislanya siapa saja yang membeli produk
baru pesaing dan apa motivasi mereka yang mendorong untuk membeli. Selanjutnya
produk pesaing tersebut dibeli, dibongkar, dan akhirnya dicoba untuk
memproduksi barang yang lebih baik. Bila ini yang dilakukan, maka strategi
mereka ini jelas merupakan peniruan dan perbaikan produk, dan bukannya inovasi
produk.
·
Agen dan penyalur
produk, kelompok ini merupakan tangan pertama dalam menampung kebutuhan dan
klaim dari konsumen. Merekalah yang sering mendengar lebih dulu perkembangan di
kalangan pesaing.
·
Manajemen puncak,
mungkin juga suatu saat memberi suatu gagasan atas terciptanya produk baru.
2. Penyaringan
Gagasan
Tujuan
penyaringan ialah mencari dan menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.
Sebagian besar perusahaan meminta pimpinan mereka agar menuliskan berbagai
gagasan dan produk baru dalam bentuk standar yang bisa dinilai oleh panitia
produk baru. Mereka menjelaskan produk , pasar sasaran, dan persaingan serta
membuat perkiraan kasar mengenai luas pasar, harga produk, biaya dan waktu
pengembangan, biaya produksi dan keuntungan.[8]
Dalam
tahap penyaringan ada dua jenis kesalahan yang harus dihindari, yaitu:[9]
a. Kesalahan
membuang ( drop erorr), jenis ini terjadi bila perusahaan ternyata membuang
gagasan yang sebetulnya bagus. Jika dalam proses pengembangan produk baru
perusahaan terlalu sering melakukan jenis kesalahan membuang ini, maka sudah
waktunya untuk memperbaiki standartnya yang terlalu konservatif.
b. Kesalahan
jalan terus ( go erorr), jenis ini terjadi bila perusahaan ternyata meloloskan
gagasan yang tidak bagus ke tahap pengembangan dan akhirnya tahap kegiatan
komersial.
Dalam
hal kegagalan produk di pasar, bisa dibedakan tiga kelompok:
a. Kegagalan
produk mutlak yang mengakibatkan kerugian. Hasil penjualan sama sekali tidak
mampu menutup biaya variabel.
b. Kegagalan
produk sebagian juga menyebabkan kerugian, namun hasil penjualan bisa menutup
seluruh biaya variabel dan sebagian biaya tetap.
c. Kegagalan
produk relatif menghasilkan keuntungan meskipun kurang dari taraf keuntungan
normal perusahaan.
3. Pengembangan
dan Pengujian Konsep
Gagasan-gagasan
yang berhasil melewati tahap penyaringan mulai dibahas dalam ruang lingkup
konsep produk. Sebelum itu, perlu ditegaskan terlebih dahulu perbedaan antara
gagasan produk, konsep produk, dan citra produk.
·
Gagasan produk adalah
suatu gagasan mengenai produk tertentu yang menurut perusahaan bisa dilempar ke
pasar bebas.
·
Konsep produk adalah
gagasan tadi yang dinyatakan sebagai hal-hal yang bermanfaat bagi konsumen bila
dilihat dari berbagai segi.
·
Citra produk adalah
gambaran khusus yang diperoleh konsumen atas produk tertentu.[10]
a. Pengembangan
Konsep[11]
Dalam
menjelaskan pengembangan konsep ini, coba kita lihat contoh berikut. Suatu
perusahaan yang besar yang bergerak dalm pengolahan makanan melontarkan gagasan
untuk membuat bubuk yang akan dicampur pada susu. Bubuk ini akan meningkatkan
gizi dan rasa susu tersebut. Inilah yang disebut gagasan produk. Tetapi seperti
yang diketahui bersama, konsumen tidak membeli gagasan produk, melainkan konsep
produk.
Setiap
gagasan produk bisa diolah menjadi beberapa konsep produk. Pertama, siapa yang
menggunakan produk ini? Bubuk tersebut bisa ditujukan bagi bayi, anak-anak,
golongan remaja, dewasa, atau orang-orang tua. Kedua, manfaat pokok apa yang
akan diperoleh dari produk ini? Rasa, gizi, kesegaran, atau sumber tenaga?
Terakhir, saat-saat apa yang paling tepat untuk minum? Makan pagi, makan siang,
sore hari, atau larut malam? Dengan contoh pertanyaan-pertanyaan tadi
perusahaan akan sampai pada beberapa kosep produk:
·
Konsep 1 : minuman langsung jadi untuk makan pagi bagi
orang dewasa yang menginginkan sarapan bergizi tanpa banyak persiapan.
·
Konsep 2 : minuman selingan lezat bagi anak-anak pada
waktu tengah hari.
·
Konsep 3 : minuman sehat tambahan bagi orang tua di
malam hari sebelum tidur.
b. Penempatan
Konsep[12]
Konsep
produk yang telah ditemukan masih perlu penempatan yang jelas sehingga
perusahaan bisa menyadari pada tingkat persaingan mana ia akan bertarung.
Misalnya, minuman langsung jadi, untuk makan pagi aka bersaing dengan daging,
telur, roti, dan kopi. Minuman selingan lezat akan menyaingi minuman ringan,
sari buah dan berbagai minuman segar lainnya.
c. Pengujian
Konsep[13]
Tahap
berikutnya mencakup pengujian atas konsep yang dilakukan pada sekelompok calon
konsumen, baik secara simbolis maupun fisik. Dalam tahap ini suatu deskripsi
dengan ketepatan gambaran sudah memadai walaupun keandalan akan lebih mantap
bila stimulus makin kongkrit secara fisik. Dalam hal ini, uraian terinci
masing-masing konsep disodorkan pada konsumen. Kemudian konsumen diminati
pendapatnya dengan beberapa pertanyaan.
4. Pengembangan
Strategi Pemasaran[14]
Langkah
berikutnya dalam seluruh proses adalah strategi pemasaran. Dalam hal ini
manajer produk baru harus menyusun suatu konsep permulaan strategi pemasaran
untuk memeperkenalkan produk baru di pasar nanti. Strategi pemasaran ini
mencakup 3 bagian pokok, yaitu:
a. Menyatakan
rencana penempatan (positioning) produk tersebut, hasil penjualan, bagian pasar
serta sasaran keuntungan selama beberapa tahun yang akan datang.
b. Memuat
perincian harga produk, strategi saluran distribusi dan anggaran pemasaran
selama tahun pertama.
c. Mengungkapkan
sasaran jangka panjang dalam penjualan, keuntungan serta strategi bauran
pemasaran.
5. Analisi
Bisnis[15]
Bila
manajemen telah menentukan konsep produk
dan strategi pemasaran, perusahaan bisa mengevaluasi daya tarik usulan usaha
itu. Manajemen harus menilai penjualan, biaya dan perkiraan laba, untuk
menentukan apakah mereka telah memenuhi tujuan perusahaan. Jika telah memenuhi
tujuan perusahaan. Jika telah memenuhi, produk bisa bergerak maju ke langkah
pengembangan produk.
6. Pengembangan
Produk
Bila
konsep produk lolos dari uji analisis usaha, konsep itu lalu menuju riset dan
pengembangan dan/atau rekayasa untuk dikembangkan menjadi produk fisik. Sampai
sekarang konsep produk hanya berupa deskripsi kata, gambar, atau contoh bikinan
yang sangat kasar. Langkah ini merupakan jawaban apakah gagasan produk bisa
diwujudkan ke dalam produk yang mampu dikelola secara teknis dan komersial.[16]
Bagian
Riset dan Pengembangan membuat satu atau beberapa versi bentuk fisik dari
konsep produk agar bisa menemukan sebuah prototipe yang memenuhi kriteria
berikut ini:[17]
a. Prototipe
harus dilihat konsumen sebagai suatu perwujudan atribut-atribut pokok dari
konsep produk yang telah dinyatakan sebelumnya.
b.
Prototipe harus bekerja
dengan aman dalam keadaan dan penggunaan yang biasa/normal.
c. Prototipe
bisa diproses di pabrik dalam batas-batas anggaran produksi.
7. Uji
Coba Pemasaran
Sasaran
pokok dari pengujian pasar adalah pengkajian atas tanggapan konsumen dan penyalur
terhadap masalah-masalah perlakuan, penggunaan, dan pembelian ulang produk
senyatanya, serta pengkajian atas seberapa luas pasar sesungguhnya.
8. Komersialisasi
Ujicoba
pasar memberi informasi cukup kepada manajemen untuk membuat keputusan akhir
tentang pelemparan produk baru. Bila perusahaan berjalan terus dengan
komersialisasi, perusahaan akan menghadapi biaya tinggi. Dalam melemparkan
suatu produk, perusahaan harus memutuskan kapan, dimana, pada siapa dan
bagaimana.
a. Kapan
Keputusan
pertama adalah apakah sekarang ini merupakan saat yang tepat untuk memasarkan
produk baru. Bila produk baru ini dimaksudkan untuk mengganti produk lain, maka
sebaiknya pemasaran produk baru ditunda dahulu dan menanti sampai persediaan
produk lama menyusut melalui proses pasar yang wajar. Bila permintaan bersifat
musiman, maka produk harus mulai dipasarkan pada musim yang tepat. Bila
produksi baru mempunyai kemungkinan untuk disempurnakan lagi, maka bisa saja
perusahaan mengorbankan musim penjualan agar nanti menghasilkan produk yang
jauh lebih baik dan sesuai dengan permintaan pasar.
b.
Di mana (Strategi
Geografis)
Perusahaan
harus memutuskan apakah hendak melemparkan produk baru ke lokasi tunggal, satu
wilayah, beberapa wilayah, pasaran nasional atau pasaran internasional.
c.
Kepada Siapa ( Target
Pasar)
Menurut
teknik penjualan produk baru perusahaan harus mengarahkan promosinya pada
sasaran-sasaran terbaiknya. Mungkin perusahaan telah merancang segmen-segmen
utama berdasarkan uji pasar sebelumnya. Segmen utama utama untuk produk
konsumsi baru idealnya mempunyai empat ciri:
·
Mereka akan merupakan
pemakai awal
·
Mereka akan merupakan
pemakai berat
·
Merekan akan merupakan
pemimpin opini dan menyanjung produk
·
Mereka bisa diraih
dengan biaya rendah.
d.
Bagaimana (Strategi
Pasar Paparan)
Perusahaan
harus membuat rencana kegiatan untuk memperkenalkan produk baru ke pasar baru.
Perusahaan harus merencanakan anggaran pemasaran untuk elemen-elemen bauran
pemasaran serta berbagai kegiatan lain.
9. Proses
Adopsi Pembaruan oleh Konsumen
Proses
ini melukiskan bagaimana pembeli potensial bereaksi terhadap produk baru yang
dimulai dari menyadari adanya produk baru tersebut sampai dengan menerima atau
menolak untuk menggunakan. Proses yang berjalan di otak konsumen ini harus
benar-benar dipahami oleh manajemen perusahaan agar strategi penetrasi awal
benar-benar efektif. Suatu teori
pengadopsi dini (early aopter theory) mengatakan bahwa:
a. Orang-orang
yang berada di dalam pasar sasaran bisa berbeda dalam hal lama waktu antara
pertama kali merekamenyadari adanya produk baru dengan saat mereka mencoba
produk tersebut.
b. Ada
ciri pembawaan khusus yang membedakan pengadopsi dini dengan golongan
pengadopsi lambat.
c. Media
massa yang efisien tersedia untuk mencapai para pengadopsi dini.
d. Pengadopsi
dini cenderung merupakan panutan dan bisa berjasa dalam mengiklankan produk
baru kepada pembeli potensial yang lain.
1. Konsep-Konsep
Difusi dan Adopsi
Rogers
mendefinisakan proses difusi (penyebaran) sebagai “menyebarnya suatu gagasan
baru dari sumber pembaruannya kepada pemakai terakhir”. Sebaliknya, proses
adopsi memusatkan pembahasan pada proses mental di mana seseorang mengalami
sejak pertama kali mendengar adanya pembaruan sampai dengan menerimanya (final
adoption). Adopsi merupakan keputusan seseorang untuk menjadi pemakai tetap
produk tertentu.
·
Tahapan dalam Proses
Adopsi
Berdasar
hasil penelitian, para pengadopsi produk baru selalu melewati lima tahap,yaitu:
ü Sadar.
Konsumen menyadari adanya pembaruan tetapi kekurangan informasi.
ü Minat.
Konsumen terangsang untuk mencari informasi mengenai pembaruan itu.
ü Penilaian.
Konsumen mulai mempertimbangkan apakah perlu mencoba pembaruan tersebut.
ü Percobaan.
Konsumen mencoba pembaruan itu dalam jumlah kecil untuk menyempurnakan
penilaian yang dilakukan sebelumnya.
ü Adopsi.
Konsumen memutuskan untuk menerima dan memakai produk pembaruan itu secara
tetap.
·
Pengelompokan Golongan
Adopsi berdasar Waktu Adopsi atas Pembaruan
ü Golongan
pembaharu/pengadopsi dini, bersifat petualang, mereka suka mencoba gagasan baru
dengan segala resikonya. Pengadopsi dini bisa memutuskan dengan apa yang
disebut respek, mereka ini merupakan panutan atau contoh dalam masyarakat dan
menerima suatu gagasan baru lebih cepat namun dengan berhati-hati.
ü Golongan
mayoritas cepat, merupakan orang keseksamaan, biasanya mereka menerima
pembaruan atau gagasan baru sebelum rata-rata orang lain.
ü Golongan
mayoritas lambat, selalu merupakan sekumpulan orang ragu-ragu/skeptis, mereka
menerima atau mengadopsi suatu pembaruan selalu sesudah sebagian besar orang
mencobanya.
ü Golongan
pengekor, merupakan orang-orang yang terikat pada tradisi, orang yang selalu
sangsi atau curiga pada perubahan kemudian menerima pembaruan tadi hanya
disebabkan karena pembaruan tersebut telah masuk ke satu bagian dari tradisi
yang ada.[18]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perusahaan
atau organisasi saat ini sudah mungkin semakin meningkat kesadarannya atas
betapa penting dan bermanfaatnya pengembangan produk atau jasa baru. Produk
yang saat ini beredar di pasar menghadapi akhir tahap dalam siklus hidup produk
dan memang harus diganti dengan produk yang lebih baru.
Namun
produk barupun bisa gagal total. Selain menghadapi keberhasilan, pembaruan
produk pun ditantang oleh resiko yang tidak kalah besar. Kunci kebrhasilan
suatu pembaruan terletak pada pengelolaan organisator yang lebih efektif dalam
menangani gagasan produk baru, menyelenggarakan penelitian mendalam dan
prosedur pengambilan keputusan pada setiap tahap proses pengembangan produk
baru.
Proses
pengembangan produk baru mencakup sembilan tahap. Tujuan masing-masing tahapa
adalah tercapainya keputusan mengenai diteruskan tidaknya gagasan produk baru
itu.
Mengahadapi
munculnya produk baru, konsumen bereaksi dengan kadar yang berbeda tergantung
pada karakteristik yang ada pada konsumen sendiri atau yang ada pada produk.
Pengusaha selalu berusaha melempar prosuk atau jasa barunya kepada pengadopsi
dini yang potensial, terutama mereka yang memiliki sifat sebagai panutan.
DAFTAR
PUSTAKA
Kotler,
Philip. 1994. Marketing. Jakarta: Erlangga
Kotler,
Philip. 1989. Manajemen Pemasaran:
Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian. Jakarta: Erlangga
[1] Philip Kotler. Marketing: Jilid
1. 1994. Jakarta: Erlangga. Hlm.189
[2] Ibid,
[3] Philip Kotler. Manajemen Pemasaran: analisis, perencanaan, dan
pengendalian. 1989. Jakarta: Erlangga. Hlm. 431
[4] Ibid
[5] Ibid, hlm. 433
[6] Ibid, hlm 434
[7] Ibid. Hlm 440
[8] Philip Kotler. Marketing: Jilid 1.
1994. Jakarta: Erlangga. Hlm. 220
[9] Philip Kotler. Manajemen Pemasaran: analisis, perencanaan, dan
pengendalian. 1989. Jakarta: Erlangga. Hlm.444
[10] Ibid, hlm. 448
[11] ibid
[12] Ibid hlm.449
[13] ibid
[14] Ibid. Hlm. 452
[15] Philip Kotler. Marketing: Jilid 1.
1994. Jakarta: Erlangga. Hlm. 223
[16] Philip Kotler. Marketing: Jilid 1.
1994. Jakarta: Erlangga. Hlm. 223
[17] Philip Kotler. Manajemen Pemasaran: analisis, perencanaan, dan
pengendalian. 1989. Jakarta: Erlangga. Hlm.465
[18] Philip Kotler. Manajemen Pemasaran: analisis, perencanaan, dan
pengendalian. 1989. Jakarta: Erlangga. Hlm. 486
materi yg mbak sajikan disini sangat bermanfaat, yang saya khawatirkan adalah ketika membaca tulisan yang berwarna merah diatas hitam, akan membuat mata berair.
BalasHapussangat bermanfaat... tapi warna tulisannya bikin mata berair...
BalasHapusmohon maaf mba,, ilmu yang terdapat dalam blog mba sangat bermanfaat.. namun akan lebih baik jika tampilannya sedikit dperbaiki.. karena kami para pembaca sulit dalam membacanya dengan tampilan seperti itu mba. terimakasih...
BalasHapusSakit mata baca nya
BalasHapusGood, tapi mungkin kedepannya font nya dibuat simple aja
BalasHapus