BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Manusia disebut sebagai homoeconomicus, yaitu suatu makhluk yang
berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Di antara sekian banyak makhluk
yang ada di muka bumi ini, manusia termasuk makhluk yang beruntung karena untuk
memenuhi kebutuhannya tersebut telah dibekali alat pembantu yang sangat
berharga berupa pikiran, sehingga di dalam upaya memenuhi kebutuhannya dapat
melakukan tindakan pilihan dari berbagai alternatif yang mungkin dengan
pertimbangan untuk memperoleh keuntungan atau manfaat yang sebesar-besarnya
bagi dirinya.
Oleh karena itu, ilmu ekonomi muncul
sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam menetukan
keputusan atau memilih terhadap berbagai alternatif yang mungkin. Namun, ruang
lingkup ekonomi terbagi menjadi dua yaitu ekonomi mikro dan ekonomi makro. Ekonomi
makro mempelajari tentang kegiatan ekonomi yang bersifat perseorangan atau
perusahaan. Sedangkan ekonomi makro merupakan kajian terhadap perekonomian
nasional maupun ekonomi global secara menyeluruh.
Dalam hal ini kita akan mempelajari
ekonomi mikro sebagai suatu kajian ruang lingkup ekonomi. Terdapat beberapa
objek kajian ekonomi mikro seperti, permintaan dan penawaran, harga kesimbangan
dan elastisitas, perilaku konsumen, dll. Namun, dalam makalah ini hanya akan
dijelaskan tentang pokok bahasan harga keseimbangan dan elastisitas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Harga
Keseimbangan (Equilibrium Price)
1. Pengertian
Keseimbangan Pasar
Harga keseimbangan
atau harga pasar (equilibrium price)
adalah harga yang terjadi apabila jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah
barang yang ditawarkan.[1]
Namun ada pula yang menyatakan harga keseimbangan terjadi apabila terjadi
kesepakatan tentang harga dan kuantitas yang akan dibeli oleh konsumen dan yang
akan dijual oleh produsen.[2]
Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga keseimbangan atau harga pasar (equilibrium price) adalah tinggi
rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara produsen atau
penawaran dengan konsumen atau permintaan.
Pada harga keseimbangan produsen atau penawaran
bersedia melepas barang atau jasa, sedangkan permintaan atau konsumen bersedia
membayar harganya. Dalam kurva harga keseimbangan terjadi titik temu antara
kurva permintaan dan kurva penawaran, yang disebut Equilibrium Price.
Rumus
kesimbangan pasar adalah :
Atau
Keterangan
:
Pd
= P untuk fungsi permintaan Qd
= Q untuk fungsi permintaan
Ps
= P untuk fungsi penawaran Qs
= Q untuk fungsi penawaran
Pada harga ini (P0), jumlah penawaran dan permintaan
ialah sama (Q0). Mekanisme
pasar (market mechanism) adalah kecenderungan
di pasar bebas sehingga terjadi perubahan harga sampai pasar menjadi seimbang
yakni sampai jumlah penawaran dan permintaan sama. Pada titik ini tidak ada kekurangan atau kelebihan penawaran, juga tidak ada tekanan terhadap harga untuk berubah lagi. Di mana masing-masing tingkat harga mampu bergerak sesuai dengan perubahan tingkat permintaan dan tingkat penawaran yang terjadi di pasar.[3]
yakni sampai jumlah penawaran dan permintaan sama. Pada titik ini tidak ada kekurangan atau kelebihan penawaran, juga tidak ada tekanan terhadap harga untuk berubah lagi. Di mana masing-masing tingkat harga mampu bergerak sesuai dengan perubahan tingkat permintaan dan tingkat penawaran yang terjadi di pasar.[3]
Untuk memahami mengapa pasar cenderung
mengarah ke titik keseimbangan, misalkan pada awalnya harga berada di tingkat P1
pada gambar 1, maka produsen akan berusaha memproduksi dan menjual lebih
daripada yang bersedia dibeli konsumen. Karenanya akan terjadi surplus, yaitu
jumlah penawaran lebih banyak dibandingkan jumlah permintaan. Untuk menjual
surplus ini, produsen akn mulai menurunkan harga sampai dengan harga
keseimbangan tercapai.
Hal yang sebaliknya akan terjadi jika
harga awalnya ada di bawah P0, katakanlah P2. Kekurangan
akan terjadi karena jumlah permintaan melebihi jumlah barang yang ditawarkan
oleh produsen. Ini akan mengakibatkan tekanan ke atas terhadap harga karena
sesama konsumen akan saling bersaing untuk mendapatkan penawaran yang ada, dan
produsen merespons dengan menaikkan harga dan menambah barang, sehingga
akhirnya akan mencapai harga keseimbangan P0.
2. Perubahan
Keseimbangan Pasar
a. Pergeseran
Permintaan
Keseimbangan
dapat bergeser, bila terjadi perubahan terhadap kurva permintaan masyarakat
terhadap suatu barang atau jasa.[4]
Contoh kasus saat menjelang hari Raya Idul Fitri, permintaan terhadap daging
sapi bertambah atu meningkat. Ini menyebabkan kurva permintaan bergeser ke
kanan, sementara kurva penawaran tetap, karena banyak yang mencari daging sapi
untuk hari raya. Perubahan dalam kurva permintaan ini akan menyebabkan kenaikan
harga daging sapi di atas harga keseimbangan, sehingga tercipta suatu harga
keseimbangn baru. Akan tetapi, setelah Idul Fitri biasanya harga daging sapi
akan kembali turun dan hal ini menyebabkan kurva permintaan bergeser kembali ke
titik semula. Terdapat dua pergeseran kurva permintaan, yaitu ketika permintaan
bertambah kurva permintaan bergeser ke kanan dan ketika permintaan berkurang
kurva permintaan bergeser ke kiri.
b. Pergeseran
Penawaran
Misalkan,
pada saat krisis ekonomi yang melanda Indonesia, di mana industri properti
banyak berjatuhan akibat melambungnya harga bahan bangunan terutama semen. Pada
saat tersebut, semen langkan di pasaran, hal ini menyebabkan kenaikan harga
semen. Meskipun permintaan akan semen tetap, namun karena biaya produksi
semakin tinggi menyebabkan banyaknya industri properti yang jatuh. Sehingga
kurva penawaran bergeser ke kiri, sedangkan kurva permintaan tetap, hal ini
menyebabkan kenaikan harga, karena penawaran lebih sedikit dari permintaan.
c. Pergeseran
Permintaan dan Penawaran
Pergeseran
dapat pula terjadi secara stimulan antara permintaan dan penawaran. Misalkan
pada saat krisis ekonomi yang melanda Indonesia di mana harga susu meningkkat
secara drastis. Apabila dianalisis secara seksama penyebab kenaikan harga ini
dapat terjadi karena dua hal, pertama, karena pelemahan kurs rupiah pada saat
itu menyebabkan kenaikan biaya produksi dikarenakan komposisi bahan baku impor
yang tinggi, kenaikan biaya produksi ini menyebabkan pergeseran kurva penawaran
ke arah kiri (kurva penawaran menurun).
Kedua,
penyebab kenaikan harga kedua karena situasi dan kondisi yang tidak kondusif
pada saat itu, menyebabkan sebagian besar masyarakat mengambil keputusan untuk
melakukan penimbunan barang sebagai upaya antisipatif kelangkaan barang,
keputusan untuk menimbun barang ini menyebabkan kenaikan kurva permintaan
secara drastis (kurva permintaan meningkat), atau kurva permintaan bergeser ke
kana atas. Pergeseran kurva penawaran ke kiri dan kurva ke kanan, menyebabkan
kenaikan hrag susu secara drastis pada saat krisis ekonomi yang melanda
Indonesia tahun 1997.
3. Keseimbangan
yang Terjadi Tidak Sesuai dengan yang Diharapkan
Dalam
kenyataannya, keadaan yang dihadapi oleh permintaan dan penawaran tidak
sesederhan seperti yang telah diuraikan. Artinya, keseimbangan bisa tidak
terjadi sesuai yang diharapkan.
a. Harga
terlalu mahal
Keadaan
di mana produk yang dijual tidak dapat dijangkau oleh konsumen.[5]
Hal ini bisa terjadi karena produk yang dibuat sangat mewah seperti Mercedes
yang terbuat dari emas atau barang tersebut tidak terlalu murah tetapi tidak
dapat dijangkau oleh konsumen. Jadi, ukuran murah bersandar pada ukuran
konsumen bukan produsen.
b. Barang
bebas
Kondisi
lain yang menarik yaitu apabila keseimbangan terjadi pada harga sama dengan
nol, atau kebalikan dari keadaan harga terlalu mahal. Hal ini terjadi bahwa barang
yang di produksi oleh produsen adalah barang bebas sehingga mudah diperoleh
tanpa harus membayar. Contohnya, udara yang dapat diperoleh tanpa harus
membayar, kecuali di kedalaman laut.[6]
c. Pematokan
harga
Apabila
posisi keseimbangan yang terjadi dipandang tidak menguntungkan maka pematokan
harga menjadi realistis dan dapat dilakukan untuk melindungi produsen dan
konsumen. Pematokan harga tertinggi (ceiling price) untuk melindungi konsumen.
Sedangkan pematokan harga terendah (floor price) untuk melindungi produsen.
d. Pengaruh
Pajak
Pajak
yang dikenakan atas penjualan selalu menambah harga barang yang ditawarkan,
sehingga hanya mempengaruhi fungsi penawaran, sedang fungsi permintaanya tetap.[7]
Pengaruh pajak dapat
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Beban
pajak yang harus ditanggung oleh konsumen (tk)
Untuk
pajak per unit : Untuk
pajak keseluruhan:
Keterangan :
tk:beban pajak yang
ditanggung konsumen
p1:harga
keseimbangan setelah pajak
p:harga keseimbangan
sebelum pajak
Q1:jumlah
keseimbangan setelah pajak
2. Beban
pajak yang di tanggung produsen (tp)
Untuk
pajak per unit : Untuk
pajak keseluruhan:
tp:beban pajak yang
ditanggung produsen
t:besarnya pajak per
unit
tk:besarnya pajak yang
ditanggung konsumen
3. Pajak
yang diterima pemerintah (T)
T:pajak yang diterima
pemerintah
Q1:jumlah keseimbangan
setelah pajak
T:besarnya pajak per
unit
e. Pengaruh
Subsidi
Subsidi
merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen dan konsumen,
sehingga subsidi selalu mengurangi harga barang yang ditawarkan atau hanya
mempengaruhi fungsi penawaran, sedang fungsi permintaanya tetap.[8]
Subsidi dibagi menjadi
3 bagian, antara lain sebagai berikut.
1. Bagian
subsidi yang dinikmati konsumen (sk)
Subsidi
konsumen per unit: Subsidi konsumen keseluruhan:
sk:subsidi yang
dinikmati konsumen
p:harga keseimbangan
sebelum subdisi
p1:harga
keseimbangan setelah subsidi
Q1:jumlah
keseimbangan setelah subsidi
2. Bagian
subsidi yang dinikmati produsen (sp)
Subsidi
produsen per unit: Subsidi produsen keseluruhan:
sp:subsidi yang
dinikmati konsumen
s:subsidi per unit
sk:subsisi yang
dinikmati konsumen
3. Jumlah
subsidi yang dibayarkan pemerintah (S)
S:subsidi yang dibayar
oleh pemerintah
Q1:jumlah
barang yang terjadi setelah subsidi
s:subsidi per unit
Teori Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Elastisitas
adalah kepekaan atau angka yang menunjukkan perubahan harga barang terhadap
perubahan jumlah barang atau pengaruh perubahan terhadap jumlah barang yang
diminta dan jumlah barang yang ditawarkan.[9]
Dalam
analisis ekonomi, secara teori maupun dalam praktek sehari-hari, adalah sangat
berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya permintaan terhadap
perubahan harga. Oleh sebab itu perlu dikembangkan satu pengukuran kuantitatif
yang menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap
perubahan permintaan. Ukuran ini dinamakan elastisitas
permintaan. Perubahan harga juga menimbulkan akibat yang berbeda terhadap
jumlah penawaran berbagai barang. Ukuran kantitatif sebagai akibat perubahan
harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan dinamakan elastisitas penawaran.
A. Elastisitas
Permintaan
Salah satu
karakteristik penting dari kurva atau fungsi permintaan ialah derajat kepekaan
jumlah permintaan terhadap perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya.[10]
Ukuran derajat kepekaan ini disebut elastisitas. Elastisitas permintaan
mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat
perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya. Elastisitas permintaan perlu
dibedakan menjadi tiga konsep berikut :
1. Elastisitas
permintaan harga
2. Elastisitas
permintaan pendapatan
3. Elastisitas
permintaan silang
1. Elastisitas
harga
Adalah persentase
perubahan jumlah yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang.[11]
a. Koefisien
Elastisitas Permintaan Harga
Dalam analisis, elastisitas permintaan harga lebih
kerap dinyatakan sebagai elastisitas
permintaan. Nilai perbandingan antara
presentasi perubahan jumlah diminta dengan presentasi perubahan harga
disebut koefisien elastisitas
permintaan.
b. Rumus
untuk penghitung koefisien elastisitas
Dalam
menganalisis akibat perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang
diminta adalah sangat berguna apabila di hitung koefisien elastisitas
permintaan, atau Ed. Rumus dan cara penghitungannya diuraikan dalam
contoh berikut.
Rumus
penghitungan:
Koefisien
elastisitas permintaan adalah suatu angka penunjuk yang menggambarkan sampai
berapa besarkah perubahan jumlah barang yang diminta apabila dibandingkan
dengan perubahan harga. Koefisien elastisitas permintaan dihitung dengan
menggunakan rumus di bawah ini:
Ed = Presentasi
perubahan jumlah barang yang diminta
Presentasi perubahan harga
c. Faktor
Penentu Elastisitas Permintaan Harga
Ada beberapa
faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan berbagai barang.
Yang terpenting adalah:[12]
·
Tingkat kemampuan barang-barang lain
untuk menggantikan barang yang bersangkutan.
·
Persentasi pendapatan yang akan
dibelanjakan untuk membeli barang tersebut.
·
Jangka waktu di dalam mana permintaan
itu dianalisis.
·
Proporsi kenaikan harga terhadap
pendapatan konsumen.
Banyaknya Barang Pengganti yang
Tersedia
Dalam suatu
perekonomian terdapat banyak barang yang dapat digantikan dengan barang-barang
lain yang sejenis dengannya. Tetapi ada pula yang sukar mencari penggantinya.
Perbedaan ini menimbulkan perbedaan elastisitas di antara berbagai macam
barang. Sekiranya sesuatu barang
mempunyai banyak barang pengganti, permintaannya cenderung untuk bersifat
elastis. Maksudnya, perubahan harga yang kecil saja akan menimbulkan
perubahan yang besar terhadap permintaan. Pada waktu harga naik para pembeli
akan merasa enggan membeli barang tersebut; mereka lebih suka menggunakan
barang-barang lain sebagai penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan.
Sebaliknya pada waktu harga turun, para pembeli melihat bahwa barang tersebut
labih murah daripada barang-barang penggantinya dan berama-ramai membeli barang
tersebut dan ini menyebabkan permintaannya bertambah dengan cepat.
Permintaan
terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barng pengganti adalah bersifat
tidak elastis, karena (1) kalau harga naik para
pembelinya sukar memperoleh barang pengganti dan oleh karenanya harus tetap
membeli barang tersebut, oleh sebab itu permintaannya tidak banyak berkurang,
dan (2) kalau harga turun permintaannya tidak banyak bertambah karena tidak
banyak tambahan pembeli yang pindah dari membeli barang yang bersaingan
dengannya. Dari uraian di atas dapatlah dirumuskan: semakin banyak jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang, semakin
elastis sifat permintaannya.
Persentasi
Pendapatan Yang Dibelanjakan
Besarnya bagian
pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu barang dapat mempengaruhi
elastisitas permintaan terhadap barang tersebut. Perhatikanlah sikap orang
dalam membeli barang-barang yang sangat murah harganya, seperti misalnya
minuman ringan. Kalau seseorang itu sudah menyukai suatu jenis minuman ringan
tertentu, kenaikan harga minuman ringan tidak akan banyak mempengaruhi
permintaannya. Ia akan tetap membeli jenis minuman ringan yang sama, oleh
karena pengeluarannya untuk minuman ringan merupakan bagian yang relatif kecil
dari pendapatannya.
Tetapi
perhatikanlah permintaan teradap barang-barang yang agak mahal seperti radio,
sepeda motor, dan televisi. Sebelum memutuskan apakah jenis radio, atau sepeda
motor, atau televisi yang akan dibeli, oranga akan membandingkan harga dari
berbagai jenis radio, sepeda motor dan televisi yang ada. Harga akan memainkan
peranan yang cukup menentukan dalam melakukan pilihan tersebut. Perbedaan harga
dapat menyebabkan orang membatalkan untuk membeli barang dari suatu merk
tertentu danmembeli merk lain yang lebih murah. Berdasarkan pengamatan seperti
itu dapat dikatakan: semakin besar
pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu barang, semakin elastis
permintaan terhadap barang tersebut.
Jangka
Waktu Analisis
Jangka waktu di
dalam permintaan terhadap suatu barang diamati juga mempunyai pengaruh terhadap
elastisitas. Semakin lama jangka waktu di
mana permintaan itu di analisis, semakin elastis sifat permintaan suatu barang.
Dalam jangka waktu yang singkat permintaan bersifat lebih tidak elastis karena
perubahan-perubahan yang baru terjadi dalam pasar belum diketahui oleh para
pembeli. Oleh sebab itu mereka cenderung untuk meminta barang-barang yang biasa
dibelinya walaupun harganya mengalami kenaikan. Dengan demikian dalam jangka
pendek permintaan tidak banyak mengalami perubahan.Dalam jangka waktu yang
lebih panjang para pembeli dapat mencari barang pengganti yang mengalami
kenaikan harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap barang yang
disebutkan belakangan ini. Juga dalam jangka panjang barang pengganti mengalami
perubahan dalam mutu dan desainnya dan akan menyebabkan orang lebih mudah
pindah kepada membeli barang pengganti.
d. Elastisitas
Permintaan dan Hasil Penjualan
a. Kaitan
Antara Perubahan Harga dan Hasil Penjualan
Hasil penjualan
adalah pendapatan yang diterima oleh para penjual dari pembayaran terhadap
barang yang dibeli para konsumen. Nilainya adalah sama dengan harga dikalikan
dengan jumlah barang yang dibeli para pembeli. Kalau harga berubah maka hasil
penjualan dengan sendirinya akan berubah. Sifat perkaitan kenaikan harga dalam
hasil penjualan hanya benar apabila permintaan adalah tidak elastis. Untuk
permintaan yang bersifat elastis kenaikan harga akan menyebabkan penurunan
dalam hasil penjualan.
2. Jenis
Elastisitas Permintaan Yang Lain
Konsep
elastisitas yang telah dibincangkan mengukur sampai di mana responsifnya
permintaan apabila harga mengalami perubahan. Elastisitas seperti itu dinamakan
denga elastisitas permintaan harga.
Selain disebabkan oleh perubahan harga, permintaan juga dapat berubah sebagai
akibat dari perubahan faktor-faktor lain. Dua faktor yang sering dilihat
pengaruh perubahannya terhadap permintaan adalah harga barang lain dan pendapatan
pembeli.
1) Elatisitas
Permintaan Silang
Koefisien yang
menunjukkan sampai di man besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang
apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain dinamakan elastisitas
permintaan silang atau dengan ringkas elastisitas silang.
Nilai
elastisitas silang berkisar antara tak terhingga yang negatif kepada tak
terhingga yang positif. Barang-barang
penggenap elastisitas silangnya bernilai negatif, jumlah barang X yang
diminta berubah ke arah yang bertentangan dengan perubahan harga barang Y.
kalau harga barang Y naik, maka jumlah permintaan terhadap barang X berkurang;
sebaliknya kalau harga barang Y turun, maka jumlah permintaan terhadap barang X
bertambah.
Nilai
elastisitas silang untuk barang-barang pengganti adalah positif,
yaitu permintaan terhadap suatu barang berubah ke arah yang bersamaan dengan
harga barang penggantinya. Kedua-duanya akan sama-sama mengalami kenaikan atau
sama-sama mengalami penurunan. Mobil dan bus kota adalah contoh dari barang
yang dapat saling menggantikan. Kalau harga mobil meningkat, permintaan
terhadap mobil berkurang; tetapi sebaliknya permintaan terhadap bus kota
semakin bertambah karena orang lebih banyak lagi yang bersedia naik bus kota
untuk bepergian.
Rumus :
E = %
perubahan jumlah harga atau E = x P
% perubahan harga Q
2) Elastisitas
Permintaan Pendapatan
Koefisien yang
menunjukkan sampai di mana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang
sebagai akibat dari perubahan pendapatan pembeli dinamakan elastisitas
permintaan pendapatan atau secra ringkas elastisitas pendapatan.
Untuk kebanyakan
barang kenaikan pendapatan akan menyebabkan kenaikan permintaan. di sini
terdapat hubungan yang searah di antara perubahan pendapatan dan perubahan
permintaan, dengan demikian elastisitas pendapatannya adalah positif.
Barang-barang yang sifat elastisitas pendapatannya adalah demikian dinamakan
barang normal. Beberapa jenis barang mengalami pengurangan dalam jumlah yang
dibeli apabila pendapatan bertambah; berarti perubahan pendapatan dan jumlah yang
dibeli bergerak kearah yang berkebalikan. Dengan demikian elastisitasnya adalah
negatif. Barang seperti itu dinamakan barang inferior.
Elatisitas
pendapatan dikatakn tidak elastis apabila koefisien elastisitasnya adalah
kurang dari satu, yaitu apabila perubahan pendapatan menimbulkan perubahan yang
kecil saja terhadap jumlah yang diminta. Elastisitas pendapatan dinamakan
elastis apabila perubahan pendapatan menimbulkan pertambahan permintaan yang
lebih besar daripada perubahan pendapatan. Berbagai jenis makanan dan hasil
pertanian mempunyai elastisitas pendapatan yang kurang elastis, yaitu
pertambahan permintaannya berkembang lebih lambat daripada pertambahan
pendapatan. Barang-barang tahan lama dan mewah adalah lebih elastis kalau
dibandingkan dengan barang makanan dan pertanian.
Macam-macam
Elastisitas
No.
|
Jenis Elastisitas
|
Rumus
|
Logika
|
Contoh Barang
|
1.
|
permintaan elastis
|
E > 1
|
%∆ Q > %∆ P
|
Keb. Lux atau mewah
|
2.
|
permintaan inelastis
|
E < 1
|
%∆ Q < %∆ P
|
Keb. Primer atau pokok
|
3.
|
permintaan uniter/normal
|
E = 1
|
%∆ Q = %∆
|
Keb.sekunder
|
4.
|
permintaan elastis sempurna
|
E = ~
|
%∆ Q, %∆ P = 0
|
Keb. Dunia (gandum,minyak bumi)
|
5.
|
permintaan inelascis
|
E = 0
|
%∆ Q = 0, %∆ P
|
Keb. Tanah,air minum,dsb.
|
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Harga
keseimbangan atau harga pasar (equilibrium
price) adalah harga yang terjadi apabila jumlah barang yang diminta sama
dengan jumlah barang yang ditawarkan. Elastisitas adalah kepekaan atau angka
yang menunjukkan perubahan harga barang terhadap perubahan jumlah barang atau
pengaruh perubahan terhadap jumlah barang yang diminta dan jumlah barang yang
ditawarkan.
Analisis
permintaan – penawaran merupakan alat dasar mikro ekonomi. Dalam pasar
bersaing, kurva penawaran dan permintaan memperlihatkan kepada kita berapa
banyak permintaan konsumen sebagai fungsi dari harga. Mekanisme pasar adalah
kecenderungan dari penawaran dan permintaan dalam menuju keseimbangan, sehingga
tidak ada kelebihan permintaan dan juga tidak ada kelebihan penawaran sementara
elastisitas menggambarkan reaksi penawaran dan permintaan terhadap perubahan
harga, pendapatan atau variabel lainnya. Elastisitas terikat pada kerangka
waktu dan untuk kebanyakan barang ialah penting untuk membedakan antara
elastisitas jangka pendek dan jangka panjang.
DAFTAR
PUSTAKA
Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Al Arif, M. Nur Rianto dan Dr. Euis
Amalia. 2010. Teori Mikroekonomi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
McEachern, William A. 2001. Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat.
Joesron, Tati Suhartati dan M.
Fathorrazi. 2012. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Raharjo, Bambang Puji dan Drs.
Ismawanto. 2011. Panduan Belajar kelas 12
SMA IPS. Surabaya: Primagama
[1] Bambang Puji Raharjo dkk, Panduan
Belajar Kelas 12 SMA IPS, Primagama, hlm.17
[2] Tati Suhartati Joerson dkk, Teori
Ekonomi Mikro, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2011, hlm. 31
[3] M. Nur Rianto Al Arif dan Euis
Amalia, Teori Mikroekonomi:Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi
Konvensional, Kencana, 2010, hlm.51
[4] M. Nur Rianto Al Arif dan Euis
Amalia, Teori Mikroekonomi:Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi
Konvensional, Kencana, 2010, hlm.51
[5] Tati Suhartati Joerson dkk, Teori
Ekonomi Mikro, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2011, hlm. 31
[6] Ibid,
hlm.32
[7] Bambang Puji Raharjo dkk, Panduan
Belajar Kelas 12 SMA IPS, Primagama, hlm.18
[8] Ibid,
hlm.19
[9] Bambang Puji Raharjo dkk, Panduan
Belajar Kelas 12 SMA IPS, Primagama, hlm.20
[10] M. Nur Rianto Al Arif dan Euis
Amalia, Teori Mikroekonomi:Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi
Konvensional, Kencana, 2010, hlm.55
[11] M. Nur Rianto Al Arif dan Euis
Amalia, Teori Mikroekonomi:Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi
Konvensional, Kencana, 2010, hlm.55
[12] Ibid,
hlm 57
thanks makalahnya pas banget..
BalasHapus@YESSY : Alhamdulillah bisa bermanfaat :)
BalasHapusthanks makalahnya tapi tolong kalau buat makalah tuisan jangan kontras dengan latar
BalasHapusMksi tapi lain kali jangan lupa daftar pustakax
BalasHapus