BAB
II
PEMBAHASAN
- Pengertian Motivasi Ekonomi
- Pengertian Motivasi1
Ada dua prinsip yang
dapat digunakan untuk meninjau motivasi, yaitu:
1. Motivasi
dipandang sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang proses ini akan
membantu kita menjelaskan kelakuan yang kita amati dan untuk
memperkirakan kelakuan-kelakuan lain dari orang tersebut.
2. Kita
menentukan karakter dari proses ini dengan melihat petunjuk-petunjuk
yang tampak tingkah lakunya.
Jadi, pengertian
motivasi adalah sebagai berikut:
“Motivasi adalah
suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.”
Dalam rumusan ini,
ada tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu:
a. Motivasi
mulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan
dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu dalam sistem
neurophysiologis dalam organisme manusia.
b. Motivasi
ditandai oleh munculnya peranan affective arousal. Mula-mula
merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi.
Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini
hanya dapat diamati pada perbuatan. Seseorang terlibat dalam suatu
diskusi, karena merasa tertarik pada masalah yang dibicarakan
sehingga dia berbicara dengan bahasa dan kata-kata secara cepat dan
lancar.
c. Motivasi
ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang
termotivasi mengadakan respon-respon yang tertuju ke arah suatu
tujuan. Respon-respon itu berfungsi mengurangi ketegangan yang
disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Setiap respon
merupakan suatu langkah ke arah pencapaian tujuan.
- Pengertian Ekonomi2
Ekonomi merupakan
salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang
dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa
Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah
tangga" dan νόμος (nomos) yang berarti "peraturan,
aturan, hukum". Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai
"aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga."
Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang
menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
- Pengertian Motivasi Ekonomi
- Pengertian Motivasi atau Motif Ekonomi secara Konvensional
Motif ekonomi adalah
alasan ataupun tujuan seseorang sehingga seseorang itu melakukan
tindakan ekonomi. Motif ekonomi terbagi dalam dua aspek:
- Intrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi atas kemauan sendiri.
- Motif ekstrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi atas dorongan orang lain.
Pada prakteknya
terdapat beberapa macam motif ekonomi:3
- Motif memenuhi kebutuhan
Seseorang mau
melakukan tindakan atau kegiatan ekonomi untuk satu tujuan yaitu
memenuhi kebutuhan hidup.
- Motif memperoleh keuntungan
Tujuan seorang
pedagang menjual barangnya adalah untuk mendapatkan keuntungan atau
laba.
- Motif memperoleh penghargaan
Pengusaha yang telah
mendapatkan keuntungan/laba yang tinggi berusaha mendapatkan kepuasan
yang lain selain laba yaitu pengakuan dari konsumen bahwa produknya
diterima dengan baik.
- Motif memperoleh kekuasaan
Tidak sedikit para
pengusaha yang telah memiliki beberapa cabang perusahaan mereka terus
mengembangkan usahanya dan tidak takut ancaman pesaing. Karena
berkeinginan untuk menguasai pasar contohnya Carefour atau Giant.
- Motif sosial / menolong sesame
Tingkat kemiskinan
di Indonesia makin bertambah. Karena itu sebagai makhluk sosial harus
saling membantu. Keinginan untuk membantu sesama ini dapat
digolongkan dalam perbuatan yang berlandaskan motif sosial.
- Motif Politik
Alasan seorang
pejabat melakukan kampanye politik adalah agar mereka dapat menduduki
jabatan penting di Lemabaga DPR/MPR. Segala cara mereka lakukan untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan.
- Pengertian Motivasi Ekonomi secara Islam
Motivasi ekonomi
dalam Islam itu adalah untuk mencari nafkah yang merupakan bagian
dari ibadah. Motivasi ekonomi dalam Islam bukanlah untuk mengejar
hidup hedonis, bukan juga untuk status, apa lagi untuk mengejar
kekayaan dengan segala cara. Tapi untuk beribadah. Bekerja untuk
mencari nafkah adalah hal yang istimewa dalam pandangan Islam.4
Jadi, Motif ekonomi Islam adalah mencari keberuntungan di dunia dan
di akhirat dengan jalan beribadah dalam arti yang luas.
- Hadits-Hadits tentang Motivasi Ekonomi5
1. Mencari
rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu
(seperti shalat, puasa, dll).
(HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
2. Sesungguhnya
Ruhul Qudus (malaikat Jibril) membisikkan dalam benakku bahwa jiwa
tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itu
hendaklah kamu bertakwa kepada Allah dan memperbaiki mata
pencaharianmu. Apabila datangnya rezeki itu terlambat, janganlah kamu
memburunya dengan jalan bermaksiat kepada Allah karena apa yang ada
di sisi Allah hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada-Nya. (HR.
Abu Zar dan Al Hakim)
3. Sesungguhnya
Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau
ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya
maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla.
(HR. Ahmad)
4. Barangsiapa
pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua
tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah.
(HR. Ahmad)
5. Sesungguhnya
di antara dosa-dosa ada yang tidak bisa dihapus (ditebus) dengan
pahala shalat, sedekah atau haji namun hanya dapat ditebus dengan
kesusah-payahan dalam mencari nafkah.(HR.
Ath-Thabrani)
6.
Sesungguhnya Allah Ta'ala senang melihat hambaNya bersusah payah
(lelah) dalam mencari rezeki yang halal.
(HR. Ad-Dailami)
7. Seorang
yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar
lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk
mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya maka itu lebih baik dari
seorang yang meminta-minta kepada orang-orang yangterkadang diberi
dan kadang ditolak.
(Mutafaq'alaih)
8. Tiada
makanan yang lebih baik daripada hasil usaha tangan sendiri.
(HR. Bukhari)
9. Seusai
shalat fajar (subuh) janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu
untuk mencari rezeki.
(HR. Ath-Thabrani)
10. Bangunlah
pagi hari untuk mencari rezeki dan kebutuhan-kebutuhanmu.
Sesungguhnya pada pagi hari terdapat barokah dan keberuntungan.
(HR. Ath-Thabrani dan Al-Bazzar)
11.
Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu pagi hari mereka (bangun
fajar).
(HR. Ahmad)
12. Apabila
dibukakan bagi seseorang pintu rezeki maka hendaklah dia
melestarikannya.
(HR. Al-Baihaqi)
Keterangan : Yakni
senantiasa bersungguh-sungguh dan konsentrasi di bidang usaha
tersebut, serta jangan suka berpindah-pindah ke pintu-pintu rezeki
lain atau berpindah-pindah usaha karena di khawatirkan pintu rezeki
yang sudah jelas dibukakan tersebut menjadi hilang dari genggaman
karena kesibukkan nya mengurus usaha yang lain. Seandainya memang
mampu maka hal tersebut tidak mengapa.
- Pandangan Islam dalam Motivasi Ekonomi6
Cobalah simak
beberapa kutipan hadist dibawah ini. Kita bisa melihat bagaimana
istimewanya bekerja mencari nafkah menurut sabda Nabi saw.
Sesungguhnya Allah
suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau
ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya
maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla.
(HR. Ahmad)
Luar biasa,
dikatakan dalam hadits diatas bahwa mencari nafkah atau melakukan
kegiatan ekonomi adalah seperti mujahid, artinya nilainya sangat
besar. Allah suka kepada hambanya yang mau berusah payah mencari
nafkah. Bahkan, kita pun berpeluang mendapatkan ampunan dari Allah.
Barangsiapa pada
malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya
pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah. (HR.
Ahmad)
Mencari rezeki yang
halal dalam agama Islam hukumnya wajib. Ini menandakan bagaimana
penting mencari rezeki yang halal. Dengan demikian, motivasi ekonomi
dalam Islam, bukan hanya memenuhi nafkah semata tetapi sebagai
kewajiban beribadah kepada Allah setelah ibadah fardlu lainnya.
Mencari rezeki yang
halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat,
puasa, dll). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
Perlu diperhatikan
dalam hadist di atas, ada kata sesudah. Artinya hukumnya wajib
sesudah ibadah lain yang fardhu. Jangan sampai karena merasa sudah
bekerja, tidak perlu ibadah-ibadah lainnya. Meski kita bekerja, kita
tetap wajib melakukan ibadah fardhu seperti shalat, puasa, ibadah
haji, zakat, jihad, dan dakwah. Jangan sampai kita terlena dengan
bekerja tetapi lupa dengan kewajiban lainnya.
Jika Motivasi
Ekonomi Sebagai Ibadah
Jika motivasi
ekonomi kita sebagai ibadah, tentu yang namanya ibadah ada aturannya.
Memang berbeda dengan ibadah ritual atau ibadah mahdhah, sebab
bekerja atau mencari nafkah sebagai ibadah ghair mahdhah. Artinya,
dalam kaidah ushul Fiqh, kita memiliki kebebasan yang luas untuk
bekerja selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Langkah pertama agar
bekerja atau berkegiatan ekonomi menjadi sebuah ibadah ialah harus
diawali dengan niat, sebab amal akan tergantung niat. Niatkanlah
bahwa bekerja sebagai salah satu ibadah kepada Allah.
Langkah kedua ialah
pastikan dalam bekerja tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Untuk
itu kita perlu memperhatikan:
Apa yang dikerjakan?
Untuk apa kita bekerja? Apakah kita bekerja untuk sesuatu yang
dihalalkan oleh agama? Pastikan kita bekerja untuk sesuatu yang tidak
bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Cara melakukan
pekerjaan kita. Apakah cara-cara Anda bekerja sesuai dengan ajaran
Islam? Bagaimana dengan pakaian, batasan antara laki-laki dan
perempuan, dan sebagainya.
Etos Kerja
Seorang Muslim
Jika tujuan bekerja
begitu agung. Untuk mendapatkan ridha Allah Subhaanahu wa ta’ala,
maka etos kerja seorang Muslim haruslah tinggi. Sebab motivasi kerja
atau berkegiatan ekonomi seorang Muslim bukan hanya harta dan
jabatan, tetapi pahala dari Allah. Tidak sepantasnya seorang Muslim
memiliki etos kerja yang lemah. Coba perhatikan diatas, ada kata-kata
“susah payah” dan “kelelahan” yang menandakan etos kerja yang
tinggi, suka bekerja keras, dan jauh dari sifat malas.
Jadi, tidak ada kata
malas atau tidak serius bagi seorang Muslim dalam bekerja. Motivasi
kerja dalam Islam bukan semata mencari uang semata, tetapi serupa
dengan seorang mujahid, diampuni dosanya oleh Allah SWT, dan tentu
saja ini adalah sebuah kewajiban seorang hamba kepada Allah SWT.
-Profesional dan
Ahli
Dalam hadits diatas
juga disebutkan kata profesional dan ahli. Jika motivasi ekonomi kita
sebagai ibadah, maka Anda akan melakukannya dengan sebaik mungkin.
Anda akan terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Anda dalam
bekerja. Anda terus belajar dan berlatih agar semakin hari menjadi
semakin ahli dalam bekerja. Kemauan Anda untuk belajar dan
meningkatkan kemampuan bisa dijadikan ukuran apakah motivasi ekonomi
kita untuk ibadah atau bukan.
Hadits yang terakhir dari postingan (HADITS-HADITS MOTIVASI EKONOMI) ini maksudnya apa ya?
BalasHapus