BAB
II
PEMBAHASAN
KEPUTUSAN
PRODUK DAN HARGA
A.
Perilaku Pembelian Konsumen
Terdapat
2 hal terkait perilaku pembelian Konsumen akhir ( individu dan rumah
tangga ) yang membeli barang atau jasa untuk konsumsi pribadi:[1]
1.
Karakteristik pembeli mempengaruhi bagaimana dia mempersepsikan dan
bereaksi terhadap rangsangan.
2.
Proses pengambilan keputusan pembelian itu sendiri mempengaruhi
perilaku pembeli.
Karakteristik
Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen.
- Faktor-faktor Budaya
- Budaya : Serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan instansi penting lain.
- Sub-budaya : kelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa.
- Kelas Sosial : Pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen dan relatif teratur dimana anggota memiliki nilai, minat dan perilaku yang serupa.
- Faktor-faktor Sosial.
- Kelompok : Dua atau lebih sekelompok orang yang berinteraksi untuk memenuhi tujuan individu atau tujuan bersama.
- Keluarga.
- Peran dan Status. ( Peran terdiri dari sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang di sekitarnya, Tiap peran membawa status yang mengambarkan penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh masyarakat.
3. Faktor-faktor
Pribadi
- Umur dan Tata Siklus Hidup,
- Pekerjaan.
- Situasi Ekonomi.
- Gaya Hidup : Pola hidup seseorang yang tergambarkan pada aktivitas, interest, dan opinion ( AIO ) orang tersebut.
- Kepribadian dan Konsep Diri. ( Kepribadian, sikologis yang membedakan seseorang yang menghasilkan tanggapan secara konsisten dan terus-menerus terhadap lingkungan. Konsep Diri, adalah kepemilikan seseorang dapat menyumbang dan mencerminkan ke identitas diri mereka ).
- Faktor-faktor Psikologis
- Motivasi, kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut.
- Persepsi, Proses menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia.
- Pembelajaran, perubahan perilaku seseorang karena pengalaman.
- Keyakinan dan Sikap, ( keyakinan = pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sikap merupakan evaluasi, perasaan dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak seseorang terhadap suatu obyek atau ide ).
Proses
Pengambilan Keputusan
1.
Pengenalan Kebutuhan, Tahap di mana konsumen mengenali permasalahan
atau kebutuhan.
2.
Pencarian Informasi, tahap di mana konsumen tergerak untuk mencari
informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian
atau mungkin pula mencari informasi secara aktif.
3.
Pengevaluasi Alternatif, tahap di mana konsumen mengunakan informasi
untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian
pilihan.
4.
Keputusan Pembelian, tahap di mana konsumen secara actual melakukan
pembelian produk.
5.
Perilaku Setelah Pembelian, tahap dinama konsumen melakukan tindakan
lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada keputusan atau
ketidakpuasan mereka.
- Keputusan Produk
Produk adalah semua
yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan pemakainya. Produk tidak hanya terdiri dari barang yang
berwujud, tetapi definisi produk yang lebih luas meliputi objek
fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi, ide atau campuran
dari hal-hal tersebut.
Keputusan produk
telah banyak menarik perhatian masyarakat. Ketika membuat keputusan
seperti itu, pemasar sebaiknya mempertimbangkan secara hati-hati
masalah kebijakan publik dan peraturan yang melibatkan perolehan atau
pembuatan produk, perlindungan hal paten, kualitas dan keamanan
produk, dan jaminan atau garansi produk.
Keputusan produk
meliputi beberapa tahap, yaitu tentang keputusan mengenai atribut
produk, pemberian merek, pengemasan, pelabelan, dan
jasa
pendukung publik. Di
bawah ini gambar keputusan mengenai masing-masing produk.
Jasa
Pendukung Produk
Pelabelan
Pengemasan
Pemberian
Merek
Atribut-
atribut
produk
Gambar
1.1 Keputusan-keputusan mengenai masing-masing produk
- Atribut Produk
Pengembangan produk
dan jasa memerlukan pendefinisian manfaat-manfaat yang akan
ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan
disampaikan melalui atribut-atribut produk seperti kualitas,
fitur, serta gaya dan
desain.
Kualitas
Produk
Kualitas adalah
salah satu alat pemasaran yang penting. Kualitas produk mempunyai dua
dimensi yaitu tingkatan dan konsistensi. Dalam mengembangkan produk,
pemasar lebih dahulu harus memilih tingkatan kualitas yang dapat
mendukung posisi produk di pasar sasarannya. Dalam dimensi tersebut
kualitas produk berarti kualitas kinerja yaitu kemampuan produk untuk
melakukan fungsi-fungsinya.
Fitur
Sebuah produk dapat
ditawarkan dengan berbagai fitur. Sebuah model awal tanpa tambahan
yang menyertai produk tersebut menjadi titik awalnya. Perusahaan
dapat menciptakan model tingkatan yang lebih tinggi dengan
menambahkan berbagai fitur. Fitur merupakan alat persaingan untuk
mendiferensiasikan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang
menjadi pesaingnya. Menjadi produsen awal yang mengenalkan fitur baru
yang dibutuhkan dan dianggap bernilai menjadi salah satu cara yang
efektif untuk bersaing.
Cara lain untuk
menambahkan nilai bagi pelanggan adalah melalui gaya dan desain
produk yang khas. Desain dapat menjadi alat persaingan yang sangat
baik bagi armada pemasaran perusahaan. Desain yang baik dapat
memberikan kontribusi dalam hal kegunaan produk dan juga
penampilannya. Gaya dan desain yang baik dapat menarik perhatian,
meningkatkan kinerja produk, memotong biaya produksi dan memberikan
keunggulan bersaing di pasar sasaran.
- Pemberian Merek
Keahlian khas para
pemasar profesional adalah kemampuan mereka menciptakan, memelihara,
melindungi, dan meningkatkan merek produk dan jasa mereka. Merek
adalah suatu nama, kata, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi
dari semuanya yang mengidentifikasi pembuat atau penjual produk dan
jasa tertentu. Konsumen melihat merek sebagai bagian produk yang
penting dan merek dapat menambah nilai produk.
Perusahaan mempunyai
empat pilihan ketika harus memilih strategi merek. Perusahaan dapat
memperkenalkan perluasan
lini (merek
yang telah ada diubah ke dalam bentuk, ukuran, dan rasa yang baru
untuk kategori produk yang sudah ada), perluasan
merek (nama
merek yang ada diperkenalkan ke kategori produk baru), aneka
merek (nama
merek baru diperkenalkan ke kategori produk yang sama), atau merek
baru
(merek baru untuk kategori produk yang baru).
Kategori Produk
Yang telah ada Baru
Perluasan
Lini
|
Perluasan
Merek
|
Aneka
Merek
|
Merek
Baru
|
Yang telah ada
Nama Merek
Baru
Gambar 1.2 Empat
strategi merek
- Pengemasan
Pengemasan merupakan
kegiatan mendesain dan memproduksi wadah atau pembungkus produk.
Kemasan dapat berupa wadah utama produk, kemasan sekunder yang
dibuang pada saat produknya digunakan, kemasan yang dikhususkan untuk
menyimpan, mengindentifikasi, dan mengirim produknya. Pelabelan,
informasi yang dicetak pada atau di dalam kemasan juga termasuk
bagian dari pengemasan.
- Pelabelan
Label dapat
bervariasi mulai dari tanda pengenal produk yang sederhana hingga
grafik rumit yang merupakan bagian dari kemasan. Label menampilkan
beberapa fungsi. Pada tingkatan paling akhir, label mengidentifikasi
produk atau merek. Label juga menjelaskan beberapa hal mengenai
produk, siapa yang membuatnya, dimana dibuat, kapan dibuat, isinya,
bagaimana produk tersebut digunakan, dan bagaimana menggunakannya
dengan aman. Terakhir, label dapat mempromosikan produk melalui
gambar yang atraktif.
Keputusan produk
dibagi menjadi dua, yaitu keputusan
lini produk dan
keputusan
bauran produk.
- Keputusan Lini Produk
Lini produk adalah
suatu kelompok produk yang erat kaitannya karena mereka mempunyai
fungsi yang sama, dijual kepada kelompok konsumen yang sama,
dipasarkan melalui tipe outlet yang sama, atau mempunyai harga dalam
batasan harga tertentu. Keputusan lini produk yang utama melibatkan
panjang lini produk. Lini produk dianggap terlalu pendek jika manajer
dapat meningkatkan laba dengan menambahkan beberapa item; lini
dianggap terlalu panjang jika manajer dapat meningkatkan laba dengan
cara membuang beberapa item. Panjang lini produk ditentukan oleh
tujuan dan sumber daya perusahaan.
Perusahaan harus
mengelola lini produknya dengan sangat hati-hati. Perusahaan dapat
secara sistematis menambah panjang lini produk yang ada dengan dua
cara : dengan cara membesarkan (meregangkan) lini dan mengisi lini
tersebut. Pembesaran lini produk dilakukan ketika perusahaan
memperpanjang lini produk melebihi batasan yang telah ada. Perusahaan
dapat memperbesar lini produknya ke bawah, ke atas, atau keduanya.
- Keputusan Bauran Produk
Organisasi yang
memiliki beberapa lini produk akan berarti mempunyai sebuah bauran
produk. Bauran produk (atau pilihan produk) terdiri dari seluruh lini
produk dan item barang yang ditawarkan oleh penjual tertentu. Bauran
produk suatu perusahaan mempunyai empat dimensi penting : lebar,
panjang, dalam dan konsistensi.
Lebar bauran
produk menunjukkan banyaknya lini produk yang berbeda yang ditawarkan
oleh perusahaan. Panjang
bauran produk menunjukkan banyaknya keseluruhan item barang yang
ditawarkan perusahaan dalam lini produknya. Dalamnya
lini produk menunjukkan banyaknya versi yang ditawarkan untuk
tiap-tiap produk pada lini tertentu. Terakhir,
konsistensi
bauran produk menunjukkan seberapa dekat hubungan berbagai lini
produk menurut penggunaan akhir, persyaratan produksi, saluran
distribusi, atau menurut cara lain.
Dimensi-dimensi
bauran produk tersebut menjadi pegangan untuk mendefinisikan strategi
produk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan bisnisnya dengan
empat cara. Mereka dapat menambah lini-lini produk baru, yang berarti
memperlebar lini produknya. Melalui cara itu, lini produk baru
tersebut dapat memperpanjang lini produk yang telah ada menjadi
perusahaan dengan lini produk yang lebih lengkap lagi. Atau
perusahaan tersebut dapat menambah versi atas tiap-tiap produknya,
yang berarti menambah kedalaman bauran produk tersebut. Terakhir,
perusahaan dapat mengupayakan konsistensi yang lebih besar atas lini
produknya tergantung apakah perusahaan ingin mempunyai reputasi yang
kuat pada salah satu bidang saja atau pada beberapa bidang.
- Keputusan Merek
Penetapan
merek telah lama popular di kalangan barang konsumen. Beberapa merek
menjadi semakin demikian kuat hingga dipakai sebagai nama generic
produk itu sendiri. Aspirin, shredded
wheat, dan
cellopane
pada
suatu masa merupakan nama merek. Pertumbuhan penetapan merek terjadi
setelah perang saudara (civil
war),
sejalan dengan pertumbuhan perusahaan nasional dan media iklan
nasional. Beberapa merek dari zaman itu masih bertahan, terutama
Boarden’s, Quaker Oats, Vaseline dan Ivory Soap. Sebagian besar
merek nasional dalam industri pariwisata bertahan kurang dari 30
tahun. Dewasa ini penetapan merek merupakan kekuatan yang dahsyat
dalam industri pariwisata. Direktur Kleinworth Benson Securities Ltd.
Dari London, Paul Slattery, meramalkan bahwa industri hotel akan
mengalami pertumbuhan megarantai.
Merek adalah nama,
istilah, tanda, symbol, disain atau kombinasi dari unsure-unsur ini,
yang dimaksudkan sebagai pengenal barang atau jasa dari penjual dan
sebagai pembeda dengan pesaing. Nama merek adalah bagian dari merek
yang dapat diucapkan. Sebagai contoh Disneyland, Hilton, Club Med
dan Sizzler. Tanda merek adalah bagian dari merek yang dapat dikenali
namun tidak dapat diucapkan, seperti symbol, disain, warna atau huruf
yang khas. Contohnya lengkungan emas McDonald’s dan huruf H pada
Hilton. Merek dagang adalah merek yang diberi perlindungan hokum
untuk melindungi hak eklusif penjual dalam menggunakan nama merek dan
tanda merek.
- Perangkapan Merek
Beberapa perusahann
pariwisata seperti restoran Arby’s menguji atau telah menggunakan
perangkapan
merek,
dalam pengertian lebih dari satu merek di bawah satu atap. Sebagai
tambahan bagi merek Arby’s, rantai restoran itu memakai TJ Cinnamon
di 46 toko dalam kawasan pasar uji. Jika berhasil, Arby’s brmaksud
menambahkan TJ Cinnamon sebagai pilhan waralababagi 3500 tokonya di
dunia.
Kekuatan pendorong
di balik perangkapan merek itu adalah penerimaan tambahan dan daya
tarik tambahan bagi restoran melalui merek terkenal yang diharapkan
menarik minat pelangan baru atau mengajak pelanggan lama untuk lebih
sering kembali dan lebih banyak berbelanja dalam setiap kunjungan.
Salah satu pelaku terobosan perangkapan merek adalah took-toko
seperti Subway atau Taco Bell yang menambahkan nama merek di took
mereka.
- Kondisi Pendukung Penetapan Merek
Lima
kondisi di bawah ini mendorong pengambilan keputusan penetapan merek.
- Produk akan mudah dikenali jika menggunakan merek atau tanda merek.
- Produk dipersepsikan mempunyai nilai tertinggi untuk harganya.
- Kualitas dan standar mudah dipertahankan.
- Permintaan atas kelas produk umum cukup besar sehingga dapat mendukung rantai regional, nasional maupun internasional. Pengembangan massa yang sangat menentukan keberhasilan merek untuk mendukung biaya overhead iklan dan administrasi itu penting.
- Terdapat ekonomi skala.
- Produk akan Mudah Dikenali dengan Merek atau Tanda Merek
Rantai hotel dan
restoran banyak dapat dijadikan contoh mengenai tampilan yang mudah
dikenali. Kerai merah putih dan cat khusus pada TGI Friday’s dan
tanda hijau pada Holiday Inn, dikenal luas oleh pelanggan. Umumnya
papan reklame di jalan bebas hambatan adalah petunjuk arah
mengandalkan pengenalan merek. Disitu hanya terpampang nama merek
atau tanda merek serta arah tempat penjualannya.[3]
Pengembangan nama
merek merupakan unsure kunci pengembangan identitas merek.
Karakteristik yang dikehendaki dari nama merek antara lain adalah:
- Nama merek harus menggambarkan manfaat dan kualitas produk. Misalnya Dairy Queen, Comfort Inns, Pizza Hut, Burger King, American Airlines.
- Nama merek harus mudah diucapkan, dikenali dan diingat. Lebih membantu bila nama itu pendek. Misalnya, Wendy’s, Hilton.
- Nama merek harus khas. Misalnya El Torito, Avis, Bennigan’s.
- Untuk perusahaan besar di masa mendatang ingin memperluas pasar ke luar negeri, nama itu harus mudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing. Beberapa perusahaan mengalami bahwa nama mereka bermakna negative bila diterjemahkan ke dalam bahasa Negara yang ingin dimasukinya.
- Nama merek harus dapat terdaftar dan terlindungi hukum.
- Produk Dipersepsikan sebagai Nilai Tertinggi untuk Harganya.
Nama
merek mempunyai nilai karena adanya dari persepsi konsumen. Merek
menarik konsumen dengan mengembangkan persepsi berkualitas dan
bernilai tinggi. La Quinta mengembangkan citra yang baik bagi para
pelancong bisnis yang menginap semalam, sedangkan Embassy Suites
mengembangkan citra nilai tinggi bagi mereka yang menginginkan hotel
yang semuanya suite.
Konsep
nama merek meluas hingga tempat tujuan turis. Vail, Aspen, Acapulco,
Palm Srpings, dan French Riviera telah mengembangkan reputasi,
persepsi konsumen, dan harapan yang tinggi. Mereka yang mempromosikan
dan mengembangkan tujuan turis harus bertanggungjawab memajukan dan
memastikan citra merek yang menguntungkan.
Peraturan
pembangunan gedung yang ketat, koordinasi promosi, penonjolan tempat
bersejarah dan pelindungan terhadap pemurunan kualitas lingkungan
merupakan hal-hal penting bagi kesuksesan tempat tujuan turis. Kamar
dagang, asosiasi promosi turis, dewan kota, pemerintah daerah,
kelompok lingkungan dan masyarakt sejarah berperan penting dalam
perlindungan merek suatu tempat tujuan.
- Kualitas dan Standar Mudah Dipertahankan
Agar
bisa sukses, merek multi unit besar seperti Pizza Hut, Holiday Inn,
Chili’s harus mengembangkan standar bagi seluruh sistem agar
memenuhi harapan pelnaggan. Bila merek berhasil mengembangkan citra
kualitas, pelanggan akan mengaharapkan kualitas yang sama di semua
tempat penjualan dengan nama merek yang sama. Merek dan kebijakan
yang tidak konsisten akan menurunkan citra merek. Konsistensi dan
standarisari merupakan faktor yang kritis.
Konsumen
sering menjadi setia pada merek. Manfaat utama penerapan merek adalah
penciptaan pelanggan yang loyal. Mereka membeli merek ketika
tersediaannya, semakin kuat nama mereknya. Hampir semua rantai hotel
besar mencoba mempunyai lokasi di tujuan utama di wilayah pasarnya.
Beberapa rantai di Amerika Serikat membuka hotel yang mereka tahu
tidak akan mendatangkan laba selama bertahun-tahun, dengan tujuan
menyediakan hotel bagi pelanggan hotel di kota besar.
C.
Penentuan Harga Produk
Menurut William J.
Stanton, (1984) harga adalah
“Price is value expressed in terms of dollars and cens, or any
other monetary medium of exchange”,
yang kurang lebih memiliki arti harga adalah nilai yang dinyatakan
dalam dolar dan sen atau medium moneter lainnya sebagai alat tukar.
Menurut Basu Swastha
(1986) Harga diartikan sebagai Jumlah uang (kemungkinan ditambah
barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
barang beserta pelayanannya.
Menurut menurut Alex
S Nitisemito (1991) harga diartikan sebagai nilai suatu barang atau
jasa
yang diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut
seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang
dimiliki kepada pihak lain.
Tjiptono (2001) harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Dan harga merupakan unsur satu–satunya dari unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan di banding unsur bauran pemasaran yang lainnya (produk, promosi dan distribusi).
Tjiptono (2001) harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Dan harga merupakan unsur satu–satunya dari unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan di banding unsur bauran pemasaran yang lainnya (produk, promosi dan distribusi).
Menurut Jerome Mc
Carthy (1999: 174) harga adalah apa yang dibebankakn untuk sesuatu [5].
- Pentingnya Harga [6]
Suatu tingkat harga
dapat memberikan pengaruh yang tidak sedikit baik dalam perekonomian
maupun dalam perusahaan.
Dalam perekonomian
harga pasar dari sebuah barang mempengaruhi tingkat upah, sewa,
bunga, dan laba atas pembayaran factor-faktor produksi seperti tenaga
kerja, tanah, modal dan skill.
Dalam metode
tersebut harga sebenarnya harga menjadi suatu pengantar dasar pada
sistem perekonomian secara keseluruhan kerena mempengaruhi
sumber-sumber yang ada.
Suatu tingkat upah
yang tinggi dapat menarik tenaga kerja yang lebih banyak dan
skill yang lebih baik. Penetapana tingkat bunga yang tinggi akan
menarik modal lebiih besar. Dalam perusahaan penetapan harga sesuatu
barang atau jasa oleh perusahaan memberikank pengaruh yang tidak
sedikit bagi perusahaan karena:
- Harga merupakan penentu bagi permintaan pasarnya
- Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan dan mempengaruhi market share-nya
- Harga akan memberi hasil maksimal dengan menciptakan sejumlah pendapatan dan keuntungan bersih
- Harga barang juga dapat mempengaruhi program pemasaran perusahaan
- Faktor – faktor yang Mempengaruhi[7]
Tidak semua
perusahaan menggunakan prosedur yang sama dalam penentuan/penetapan
harga, yang meliputi 6 tahap, yaitu:
a)
Mengestimasi permintaan untuk barang tersebut
Estimasi permintaan
dapat dilakukan dengan jalan menentukan harga yang diharapkan dan
mengestimasi volume penjualan pada berbagai tingkat harga.
b)
Mengetahui terlebih dahulu reaksi dalam persaingan
Sumber-sumber
persaingan yang ada daapat nerasal dari barang sejenis yang
dihasilkan oleh perusahaan lain, dan barang pengganti (substitusi).
c)
Menentukan market
share yang
dapat diharaapkan
Bagi perusahaan yang
ingin bergerak dan maju lebih cepat tentu selalu mengaharapkan market
share
yang lebih besar.
Memang harus
disadari bahwa harapan untuk mendapatkan market
share yang
lebih ditunjang oleh kegiatan promosi dan kegiatan lain dari
persaingan non harga, disamping denngan penentuan harga tertentu.
d)
Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar
e)
Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan dengan melihat pada
barang, sistem distribusi, dan program promosinya.
4.
Metode dan Cara Bagaimana Menentukan Harga Jual Sebuah Produk [8]
a.
Penetapan Harga Biaya Plus (Cost-Plus
Pricing Method)
Metode ini
menentukan harga jual per unit produk dengan menghitung jumlah
seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba
yang dikehendaki pada unit tersebut, atau disebut marjin. Harga jual
produk dapat anda hitung dengan rumus :
Biaya
Total + Marjin = Harga Jual
Contohnya
seperti ini. Misalkan anda punya usaha
jus buah
dan mendapatkan order sebanyak 100 gelas untuk sebuah pesta
perpisahan. Biaya yang anda keluarkan untuk memproduksi jus buah
tersebut diperkirakan sebanyak 400.000,00 dengan perincian :
Biaya
bahan baku : Rp. 250.000,00
Biaya
tenaga kerja : Rp. 100.000,00
Biaya
lain-lain seperti penyusutan alat, sewa tempat, dsb : Rp. 50.000,00
Jika anda
menginginkan laba sebesar 15% dari biaya total, maka : Harga
total = Biaya Total + Laba = Rp. 400.000,00 + (15% x Rp 400.000,00) =
Rp. 460.000,00.
Dengan demikian untuk setiap jus yang anda jual, harganya sebesar Rp.
4.600,00.
b.
Penetapan Harga Mark-Up (Mark-Up
Pricing Method)
Pada intinya,
penetapan harga mark-up ini hampir sama dengan penetapan harga biaya
plus. Para pedagang atau perusahaan
perdagangan
lebih banyak menggunakan penetapan harga mark-up ini.[9]
Harga
Beli + Mark Up = Harga Jual
Jadi mark-up ini
merupakan kelebihan harga jual di atas harga belinya. Contohnya
seperti ini. Anggap anda punya toko
sepatu adventure.
Anda beli sepatu adventure merk “X” seharga 300 ribu. Kemudian
anda ingin keuntungan 50 ribu, jadinya anda jual 300
ribu + 50 ribu = 350 ribu.
Jadi keuntungannya
dapat anda peroleh dari sebagian mark-up tersebut. Mengapa hanya
sebagian? Karena anda juga harus mengeluarkan sejumlah biaya
“lain-lain” seperti transport untuk beli sepatu yang anda
ambilkan dari sebagian mark-up.
c.
Penetapan Harga Break-even (Break-Even
Pricing)
Adalah cara
penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan masih
mempertimbangkan biaya. Usaha anda dapat dikatakan dalam keadaan
break-even apabila penghasilan yang anda terima sama dengan
ongkosnya, dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah ditentukan.
5.
Tujuan Penetapan Harga [10]
Pada dasarnya ada
empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu :
1.
Berorientasi pada laba, bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga
yang dapat menghasilkan laba yang paling tinggi atau sering disebut
”maksimisasi laba”.
2.
Berorientasi pada volume, bahwa penetapan harga sedemikian rupa agar
dapat mencapai tingkat volume penjualan tertentu, nilai penjualan
atau pangsa pasar tertentu.
3.
Berorientasi pada citra
(image),
bahwa penetapan harga tertentu dapat membentuk citra perusahaan,
misalnya menetapkan harga tinggi dapat membentuk citra perusahaan
yang prestisius, sementara menetapkan harga rendah memungkinkan
menjaga nilai perusahaan tertentu (menjaga harga yang terendah di
suatu daerah).
4.
Berorientasi pada stabilitas harga, hal ini dilakukan untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara suatu perusahaan dan harga
pemimpin industri (industry
leader).[11]
Ketika suatu
perusahaan telah menetapkan harga dasar dari suatu produk barang atau
jasa maka perusahaan dapat menentukan strategi harga dengan
mempertimbangkan berbagai faktor seperti harga kompetitor, tujuan
perusahaan dan daur hidup produk. Strategi tersebut dapat digunakan
untuk produk yang baru maupun yang lama sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada.
Berikut ini
merupakan berbagai pilihan teknik / strategi penentuan harga :
A.
Strategi Penentuan Harga Pada Produk Baru [12]
1.
Skimming
Price
Strategi skimming
adalah menetapkan harga awal yang tinggi ketika produk baru
diluncurkan dan semakin lama akan terus turun harganya. Contoh
handphone nokia, laptop, komputer, dan lain sebagainya.
2.
Penetration
Price
/ Harga Penetrasi
Strategi harga
penetrasi adalah menentukan harga awal yang rendah serendah-rendahnya
atau murah dengan tujuan untuk penetrasi pasar dengan cepat dan juga
membangun loyalitas merek dari pada konsumen. Contoh : tarif layanan
operator baru three / 3, mie selera rakyat, so klin MB, dan
lain-lain.
B.
Strategi Penetapan Harga Produk Yang Sudah Mapan [13]
Menurut Tjiptono
(2001 ) ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu perusahaan harus
selalu meninjau kembali strategi penetapan harga produk-produknya
yang sudah ada di pasar, diantaranya adalah :
1.
Adanya perubahan dalam lingkungan pasar, misalnya pesaing besar
menurunkan harga.
2. Adanya pergeseran permintaan, misalnya terjadinya perubahan selera konsumen.
2. Adanya pergeseran permintaan, misalnya terjadinya perubahan selera konsumen.
Dalam melakukan
peninjauan kembali penetapan harga yang telah dilakukan, perusahaan
mempunyai tiga alternatif strategi, yaitu:
1. Mempertahankan
harga, strategi ini dilaksanakan dengan tujuan mempertahankan posisi
dalam pasar dan untuk meningkatkan citra yang baik di masyarakat.
2. Menurunkan harga,
strategi ini sulit untuk dilaksanakan karena perusahaan harus
memiliki kemampuan finansial yang besar, sementara konsekuensi yang
harus ditanggung, perusahaan menerima margin laba dengan tingkat yang
kecil. Ada tiga alasan atau penyebab perusahaan harus menurunkan
harga produk yang sudah mapan.
a. Strategi
Defensif, di mana perusahaan memotong harga guna menghadapi
persaingan yang makin ketat.
b. Strategi Ofensif,
di mana perusahaan mempunyai tujuan untuk memenangkan persaingan
dengan produk kompetiter.
c. Respon terhadap
kebutuhan pelanggan yang disebabkan oleh perusahaan lingkungan.
Misalnya, inflasi yang berkelanjutan dan adanya kenaikan harga yang
makin melonjak yang menyebabkan konsumen makin selektif dalam
berbelanja dan dalam penentuan harga.
3. Menaikan Harga,
suatu perusahaan melakukan kebijakan menaikan harga dengan tujuan
untuk mempertahankan profitabilitas
dalam periode inflasi dan untuk melakukan segmentasi pasar tertentu.
Agar strategi ini dapat memberikan hasil yang memuaskan, ada dua
persyaratan yang harus dilakukan oleh perusahaan, antara lain :
a. Elastisitas harga
relatif rendah, namun elastisitas tetap tinggi bila berkaitan dengan
kualitas dan distribusi.
b. Dorongan
(reinforcement)
dari unsur bauran pemasaran lainnya tetap menunjang.
C.
Strategi Penentuan Harga yang Mempengaruhi Psikologis Konsumen[14]
1.
Prestige Pricing / Harga Prestis.
Strategi harga
Prestige Price adalah menetapkan harga yang tinggi demi membentuk
image kualitas produk yang tinggi yang umumnya dipakai untuk produk
shopping dan specialty. Contoh : roll royce, rolex, guess, gianni
versace, prada, vertu, dan lain sebagainya.
2.
Odd Pricing / Harga Ganjil.
Strategi harga odd
price adalah menetapkan harga yang ganjil atau sedikit di bawah harga
yang telah ditentukan dengan tujuan secara psikologis pembeli akan
mengira produk yang akan dibeli lebih murah. Contoh : Barang yang
tadinya dihargai Rp. 100.000,- diubah menjadi Rp. 99.990,- di mana
konsumen mungkin akan melihat 99.990 jauh lebih murah daripada Rp.
100.000,-.
3.
Multiple-Unit Pricing / Harga Rabat.
Strategi harga
multiple unit price adalah memberikan potongan harga tertentu apabila
konsumen membeli produk dalam jumlah yang banyak. Contoh : Jika harga
sebuah sebungkus indomie goreng pedas adalah Rp. 1.500,- maka
konsumen cukup membayar Rp. 1.ooo,- perbungkus jika membeli satu dus
isi 40 bungkus indomie.
4.
Price Lining / Harga Lini.
Strategi harga
lining pricing adalah memberikan cakupan harga yang berbeda pada lini
produk yang beda. Contoh : bioskop grup 21 memberikan harga standar
untuk konsumen bioskop jenis standard dan mengenakan harga yang lebih
mahal pada konsumen bioskop 21 jenis premier.
5.
Leader Pricing / Pemimpin Harga.
Strategi harga
leader price adalah menetapkan harga lebih rendah daripada harga
pasar / harga normal untuk meningkatkan omset penjualan / pembeli.
Contoh : biasanya ritel jenis hipermarket memberikan promosi harga
yang lebih murah daripada harga normal.
D.
Strategi Penentuan Harga Diskon / Potongan Harga[15]
Strategi harga
diskon pada penjual adalah strategi dengan memberikan potongan harga
dari harga yang duah ditetapkan demi meningkatkan penjualan suatu
produk barang atau jasa. Diskon dapat diberikan pada umum dalam
bentuk diskon kuantitas, diskon pembayaran tunai / cash, trade
discount. Contoh : Bila membeli
E.
Strategi Penentuan Harga Kompetitif [16]
1.
Relative
Pricing
/ Harga Relatif.
Strategi harga
relative
price
adalah menentukan harga di atas, di bawah atau sama dengan tingkat
harga persaingan di mana gerakan harganya mengikuti gerakan pesaing.
2.
Follow The Leader Pricing.
Strategi harga
follow
the leader price
adalah penetapan harga produk baik barang maupun jasa diserahkan para
pimpinan pasar / penimpin pasar dan tidak menetapkan harga sendiri [17].
1[ ]
Pandji Anoraga S.E., MM. 1997. MANAJEMEN
BISNIS. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, hlm
201-204
2[ ]
ibid
3[ ]
Gugup Kismono. 2001. BISNIS PENGANTAR. Yogyakarta:
BPFE-YOGYAKARTA, hlm 273-274
[4][4]
Prof. Dr. Sukanto Reksohadiprodjo M. Com. , Drs.
Heidjrachman Ranupandojo , dan Drs. Irawan, M.B.A. 1995. Pengantar
Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA
[6][6]
Gugup Kismono. 2001. BISNIS PENGANTAR. Yogyakarta:
BPFE-YOGYAKARTA, hlm 273-274
[7][7]
Ibid, hlm 272-273
[8][8]
Metode dan Cara bagaimana menentukan harga jual sebuah produk. 2010.
(online)
http://www.dokterbisnis.net/2010/07/10/metode-dan-cara-bagaimana-menentukan-harga-jual-produk/
[9][9]
Sadono sukirno. 2004. Pengantar bisnis. Jakarta; Prenada media. Hal.
225
[10][10]
Strategi Penetapan Harga Produk Baru Dan Produk Yang Sudah Mapan.
(Online)
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/strategi-penetapan-harga-produk-baru.html.
[11][11]
Strategi Penetapan Harga Produk Baru Dan Produk Yang Sudah Mapan.
(Online)
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/strategi-penetapan-harga-produk-baru.html.
[12][12]
Cara Strategi Menentukan Harga Produk Barang Dan Jasa - Manajemen
Pemasaran. 2008. (online)
http://organisasi.org/cara-strategi-menentukan-harga-produk-barang-dan-jasa-manajemen-pemasaran
di akses pada 25 Mei 2011
[13][13]
Strategi Penetapan Harga Produk Baru Dan Produk Yang Sudah Mapan.
(Online)
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/strategi-penetapan-harga-produk-baru.html.
[14][14]
Cara Strategi Menentukan Harga Produk Barang Dan Jasa - Manajemen
Pemasaran. 2008. (online)
http://organisasi.org/cara-strategi-menentukan-harga-produk-barang-dan-jasa-manajemen-pemasaran
di akses pada 25 Mei 2011
[15][15]
Cara Strategi Menentukan Harga Produk Barang Dan Jasa - Manajemen
Pemasaran. 2008. (online)
http://organisasi.org/cara-strategi-menentukan-harga-produk-barang-dan-jasa-manajemen-pemasaran
di akses pada 25 Mei 2011
[16][16]
Cara Strategi Menentukan Harga Produk Barang Dan Jasa - Manajemen
Pemasaran. 2008. (online)
http://organisasi.org/cara-strategi-menentukan-harga-produk-barang-dan-jasa-manajemen-pemasaran
di akses pada 25 Mei 2011
[17].[17]
Cara Strategi Menentukan Harga Produk Barang Dan Jasa -
Manajemen Pemasaran. 2008. (online)
http://organisasi.org/cara-strategi-menentukan-harga-produk-barang-dan-jasa-manajemen-pemasaran
di akses pada 25 Mei 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar