Selasa, 28 Januari 2014

Aku Tak Memiliki Maaf Untukmu

Aku tak pernah merasa benar-benar disakiti seperti ini.
Aku tau seburuk-buruknya manusia pasti terdapat kebaikan di dalamnya. Tapi yang seperti ini, aku hanya ingin mengenal sekali saja, dan ini terakhir. Karena rasanya sakit sekali.


Rasa sakitnya mungkin dari setiap kebohongan yang diucapkan, mungkin ada perkataannya yang jujur, tapi memang sedari awal aku merasakan banyak sekali ucapan penuh tipu daya dalam bibirnya. Orang mempercayai apa yang dia ingin percayai, maka aku pun percaya saja.

Baiklah, mungkin dia baik. Tapi ternyata tak sebaik yang aku kira. Keindahan wajah, keluwesan bicara, dan segala tetek bengek ilusi memang akan selalu terbuka seiring berjalannya waktu dan seiring semakin dekatnya kamu dengan Tuhan, dan entah Tuhan atau aku yang terlambat menyadarkan bahwa semakin hari wajahnya terlihat semakin menunjukkan bahwa hatinya tak seindah wajahnya, ucapannya pun mengandung ancaman, mengandung kekerasan, mengandung hinaan.

Memancingmu dengan segala keindahan, kemudian yang terakhir memberimu segala kepahitan. Sekali dia memberikan baik, kemudian sekali dia jahat, tiba-tiba baik, tiba-tiba menghina, tiba-tiba meminta belas kasihan, tiba-tiba menjadi sosok yang benar-benar kejam dan menakutkan.
Sebenarnya aku tak akan memendam kebencian seperti ini asalkan saja dulu setelah berakhir dia kembalikan apa yang jadi hakku dan tak usah mengancamku agar aku kembali, tapi dia memilih untuk memaksaku tetap di sampingnya walau hatiku sudah tak lagi cinta karena aku melihat tak ada Tuhan dalam dirinya. Aku tak pernah meminta untuk dia memberikan segalanya, tapi katanya itu hakku. Katanya semua itu untukku dan dia tak akan mengungkit segala kebaikan yang dia beri. Manis di depan teman-temanku, tapi jahat ketika hanya ada aku. Semakin hari akupun tau ini tak lagi baik untuk hidupku, bahkan masa depanku. Aku tak mau hidup seperti jadi pajangan. Aku hanya ingin memilih jalan sendiri tanpa dia. Dan entah setan apa yang masuk dalam dirinya, dia mengancamku dan merendahkan bahwa aku ini bukan siapa-siapa dibanding dia yang memiliki harta yang bisa membeli apa saja, mengungkit segala yang telah dia beri dan memintanya kembali, padahal aku tak pernah membahas segala kebaikan yang aku lakukan untuknya. Sejak saat itu aku tak ingin memaafkannya. Karena rasanya benar-benar sakit. Bahkan aku masih belum mengikhlaskan, karena dia sudah mengambil apa yang menjadi hakku. Tapi sudahlah, aku lebih memilih tak bertemu dengannya daripada aku harus berurusan dengan dia. Cukup semuanya. Meski tak ku pungkiri ada banyak kebaikan yang dia lakukan, namun kebaikan itu dia ungkit dan dia minta kembali.

1 komentar:

  1. How to make the most of a life betting at a casino
    A Casino is the ultimate 경주 출장샵 place for sports bets and 포천 출장샵 it is the ultimate gambling 서귀포 출장샵 destination for all 울산광역 출장마사지 gamblers. 원주 출장마사지 With the widest range of casino games,

    BalasHapus