Selasa, 06 Agustus 2013

AKIDAH DAN CABANG-CABANGNYA

BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, secara tidak langsung telah memasukkan kebudayaan dan kepercayaan yang relatif mudah diterima oleh kalangan umat manusia. Sedang merasuknya kebudayaan, adat, serta kepercayaan-kepercayaan itu berefek pada Iman serta Akidah Islam.
Hal ini ditandai dengan merosotnya nilai moral umat Islam, yang memperkokoh sebuah pedoman hidup dalam koridor Agama Islam. Tak lain halnya dengan membangun bangunan bertingkat, namun pondasi keropos.
Saat keyakinan Islam tergoyahkan, maka simpang siurnya sebuah keimanan yang ada pada diri ikut berpartisipasi. Sebuah keyakinan dapat saja berubah saat dimana orang tersebut kurang memegang pedoman yang ada pada Islam.
Al qur’an dan kebenarannya haruslah kita imani, serta adanya hal-hal yang ghoib pun wajib kita imani pula meskipun hal itu tidak secara kasat mata tampak pada penglihatan manusia.



BAB II
PEMBAHASAN
II.1  ALQUR’AN DAN KITAB-KITABNYA
A.      Pengertian Al Qur’an
Al qur’an adalah kalam Allah yang tiada tandingannya (mu’jizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul dengan perantara malaikat Jibril alaihis salam. Al qur’an dimulai dengan surat al-fatihah dan diakhiri dengan surat an-nash, dan ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan Ibadah.[1]
Allah SWT menurunkan Alqur’an agar dijadikan undang-undang bagi umat manusia dan petunjuk atas kebenaran Rasul dan penjelasan atas kenabian dan kerasulannya. Juga sebagai alasan (hujjah) yang kuat dihari kemudian bahwa Alqur’an benar-benar diturunkan dari Dzat yang Maha Bijaksana lagi Terpuji.
B.       Keutamaan Al qur’an
          Diantaranya yang berhubungan dengan keutamaan Al qur’an adalah mempelajari dan mengajarkannya, dengan kita mempelajarinya maka kita telah melaksanakan sebuah ibadah. Apalagi dengan mengejarkannya, kita akan mendapat dua peringkat lebih dari Allah SWT karena telah mengamalkannya sekaligus mempelajarinya.
          Membaca dan memperhatikannya, merupakan keutamaan pula yang bersangkutan dengan Al qur’an. Dengan membacanya berarti kita telah menggerakkan lisan untuk beribadah pada Allah SWT, dan memperhatikannya juga merupakan tindakan mulia dalam Islam.
          Penghafalan dan pemantapan ini adalah keutamaan dari Al qur’an juga. Bertujuan untuk selalu menjaga dari guncangan-guncangan orang-orang yang iri terhadap kebenaran Al qur’an, dan pemantapannya pun dapat menambah nilai ketaatan pada Allah SWT.[2]
C.       Nama-nama Al qur’an
Al qur’an mempunyai beberapa nama yang kesemuanya menunjukkan kedudukannya yang tinggi dan luhur. Secara mutlak, Al qur’an adalah kitab samawi yang paling mulia. Kitab samawi itu mempunyai nama lain atau beberapa nama[3], diantaranya:
1.    Al qur’an
            Dinamakan dengan Al qur’an karena di dalamnya banyak terdapat kata-kata Al qur’an.
2.    Al Furqon
            Alasan dinamakan Al furqon adalah sebagai pemberi sebuah peringatan kepada seluruh alam.
3.    At tanzil
            Karena al qur’an memang suatu mu’jizat yang diturunkan dan keberadaannya kasat mata.
4.    Ad dzikr
            Untuk selalu mengingat akan adanya sang kholik dan selalu dalam jangkauan koridor Islam.
5.    Al kitab
            Al qur’an merupakan sebuah mu’jizat yang ditulis (dan di dalamnya terdapat lafadz “kitabun”) yang tidak sedikit.
D.      Sifat-sifat Al qur’an
            Allah yang telah mewahyukan Al qur’an kepada Nabi Muhammad SAW, dan Dialah yang menjaganya selama-lamanya dalam sebuah keutuhannya. Selain itu, Al qur’an mempunyai sifat-sifat yang luhur, diantaranya:
1.      An nur (cahaya)
2.      Huda wa rahmat (petunjuk dan rahmat)
3.      Syifa’ (obat)
4.      Mauidhoh (Nasihat)
5.      Aziz (mulia)
6.      Mubarok (yang diberkahi)
7.      Basyir (pembawa khobar baik)
8.      Nadziir (pembawa khobar buruk atau ancaman)
9.      Dan lain-lain yang menunjukkan kebenaran dan kesuciannya.

E.       Permulaan turunnya Al qur’an
Permulaan turunnya Al qur’anul karim adalah tanggal 17 Ramadhan tahun ke-40 kelahiran Nabi Muhammad SAW, ketika beliau sedang bertahannus (beribadah) di Gua Hira. Pada saat itu turunlah Wahyu dengan perantaraan Malaikat Jibril Al-Amiin dengan membawa beberapa ayat Al qur’an. Jibril mendekap nabi ke dadanya lalu melepaskannya (melakukan hal itu 3 kali), sambil mengatakan “Iqro’ (bacalah)” pada setiap kalinya. Dan Rasul menjawabnya “ma ana bi Qori’ (saya tidak bisa membacanya)”.[4]
Itulah permulaan wahyu dan diturunkannya Al qur’an. Namun, sebelumnya telah turun sebagian Irhas (tanda dan dalil) yang menunjukkan akan datangnya wahyu dan bukti nubuwwah bagi Rasul SAW yang mulia. Diantara tanda-tanda tersebut adalah mimpi yang benar dikala beliau tidur dan kecintaan beliau untuk menyendiri dan berkholwat di Gua Hira untuk beribadah kepada Allah SWT. Kemudian Rasulallah SAW pulang membawa ayat-ayat itu dengan hati yang berdebar-debar.[5]
Adapun diturunkannya Al qur’an pada bulan Ramadhan adalah berdasarkan Nash yang jelas terdapat dalam kitab Allah SWT, sebagai berikut:
Artinya: “Bulan ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil.
F.        Ayat yang pertama dan terkhir diturunkan
1.        Ayat yang pertama turun
            Permulaan ayat Alqur’an yang diturunkan ialah beberapa pada permulaan surat Al alaq, seperti telah disebutkan dalam hadits Bukhori.[6]

adapun ayat yang terakhir diturunkan adalah firman Allah SWT:
والتقوا يوما ترجعون فيه الى الله ثم توفى كل نفس ما كسبت وهم لا يظلمون
Artinya: dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah SWT. Kemudian masing-masing diri diberikan balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedangkan mereka sedikit pun tidak dianiaya.
            Itu adalah pendapat yang benar dan kuat menurut kesepakatan para Ulama’ yang tokohnya As-Syuyuti.

2.        Ayat yang terkhir diturunkan
Dalil yang menunjukkan bahwa ayat pada surat Al maidah diturunkan ketika Nabi MuhammadSAW melaksanakan haji Wada’. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, bahwa salah seorang yahudi pernah menghadapp Umar Ibnu Khattab dan berkata “Hai Amiirul Mukminin, ada sebuah ayat dalam kitabmu yang kalau diturunkan kepada kami golongan yahudi, niscaya hari turunnya itu akan kami jadikan sebagai hari besar. Umar bertanya, “ayat yang manakah yang anda maksudkan ?” ia menjawab “Firman Allah yang berbunyi:
اليوم اكملت لكم دينكم واتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الاسلام دينا
            “Demi Allah, sungguh aku tahu benar tempat ayat diturunkannya ayat tersebut serta saat diturunkannya. Ayat tersebut diturunkan pada waktu Rasul SAW berada di Arafah, hari jum’at setelah ashar. Tegasnya ayat tersebut diturunkan pada suatuu hari raya Islam yang paling besar, yaitu hari raya yang melebihi raya lainnya.”[7]
            Semua itu adalah permulaan yang khas dari sebagian hukum syariat yang diturunkan atau ditetapkan dalam Al qur’an. Hal ini patut diketahui agar umat Islam dapat menyelami dan berpijak berdasarkan rahasia syariat Islam secara mendalam, yang mampu menjaga kebutuhan dan kemaslahatan manusia dan merupakan salah satu asas hukum yang ditempuh oleh Islam dalam memberantas kekacauan masyarakat dan penyakit moral yang terjangkit pada masyarakat Jahiliyyah.
            Memang saat ini bukan lagi zaman Jahiliyyah lagi, namun adat istiadat dan kebiasaan yang terjadi pada masa dewasa ini telah mewarnai kejahiliyahan yang tertimbun silam. Untuk menyelami hal yang tandus akan kejahiliyahan yang terjadi pada dewasa ini, kita dapat menimbang serta mengukur kadar iman dan menambah hal tersebut agar kegoyahan bisa dikondisikan.
II.2  MALAIKAT, ROH DAN JIN
A.      MALAIKAT
Malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang sangat taat dan patuh terhadap penciptanya. Tak ada satu perintah pun yang dilanggarnya dan tak ada satu kehendak pun yang dilakukan para malaikat kecuali atas perintahnya.
“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api dan Adam diciptakan dari apa yang telah dijelasakan kepadamu”[8]
Malaikat pun diciptakan sebelum manusia pertama diciptakan (Nabi Adam), seperti yang telah disebutkan dalam surat Al Baqarah 30 :
“lngatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat :’’ sesungguhnya Aku handak menciptakan seorang khalifah di muka bumi ….
Allah Ta’ala berfirman :
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebaikan, akan tetapi sesungguhnya kebaikan itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Baqarah : 177)
“Barangsiapa kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan Hari Kemudian, maka orang itu telah sesat sejauh-jauhnya” (QS. An Nisaa’ : 136)
Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda ketika Jibril bertanya kepada beliau tentang iman:
“Hendaklah kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, Hari Akhir dan beriman kepada takdir baik dan buruk-Nya” (HR. Muslim no. 8, dari Umar bin Khaththab radhiyallaHu ‘anHu)[9]
Dalam hadits shahih yang lain Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda,
Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api dan Adam diciptakan dari apa yang telah diciptakan kepada kalian” (HR. Muslim no. 2996, dari ‘Aisyah radhiyallaHu ‘anHa)[10]
Namun, sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat  tidak dapat dilihat,didengar,diraba,dicium dan dicicipi  (dirasakan) oleh manusia; atau dengan kata lain tidak dapat dijangkau olah pancaindra,kecuali jika malaikat menampilkan dari dalam rupa tertentu seperti rupa manusia.
Malaikat yang wajib kita ketahui ada sepuluh meskipun sebenarnya jumlahnya sangat banyak dan berbeda-beda tugasnya. Mereka tersebut adalah Jibril, Mikail, Isrofil, Izroil, Munkar, Nakir, Rotib, Atit, Malik, Ridwan.
Malaikat adalah hamba Allah yang sangat rajin beribadah dan mereka pun adalah hamba-hamba yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Firman Allah :
Artinya : Dan mereka berkata: "Tuhan yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak", Maha suci Allah. sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan.[11]
Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.       
Makhluk yang sangat patuh ini (Malaikat) tidak pernah melanggar perintah dan mendahului perintahnya. Mereka selalu mengerjakan apa yang telah diperintahkan. Malaikat adalah makhluk yang mengandung unsur kebenaran, mereka tidak pernah salah dan menyalahkan. Kedudukan mereka sangatlah tinggi dan mulia di sisi Allah SWT.
            Namun, mereka tetap mengandung unsur ketidaksempurnaan. Karena jati diri seorang makhluk itu adalah tidak sempurna, makhluk yang paling sempurna (diantara semua makhluk yang tidak sempurna) adalah manusia. Manusia memiliki nafsu namun malaikat tidak, hal ini menunjukkan kekurangan malaikat. Di atas langit masih ada langit, begitu pula dengan makhluk yang mulia. Diatas yang mulia masih ada yang lebih mulia, malaikat yang sangat mulia itu masih terkalahkan oleh Manusia. Seperti yang disebutkan dalam maqollah “semulia-mulianya malaikat, lebih mulia manusia yang sangat mulia di sisi Allah SWT dan sehina-hina hayawan maka lebih hina manusia yang sangat hina di sisi Allah SWT.[12]
Ada beberapa alasan yang mendukung pernyataan tersebut,[13] yaitu:
  • Allah memerintahkan untuk bersujud (hormat) kepada Adam AS.
  • Malaikat tidak bisa menjawab pertanyaan Allah tentang Al-Azma’ (nama-nama ilmu pengetahuan),sedangkan Adam mampu, karena memang diberi ilmu oleh Allah SWT.
  • Kepatuhan Malaikat kepada Allah SWT karena sudah tabiatnya, sebab Malaikat tidak memiliki hawa nafsu, sedangkan kepatuhan manusia pada Allah SWT melalui perjuangan yang berat melawan hawa nafsu dan godaan syaitan.
  • Manusia diberi tugas oleh Allah menjadi khalifah di permukaan bumi.
            Mereka (malaikat) yang tidak mempunyai orangtua telah diklaim oleh orang-orang musyrik bahwa mereka adalah anak-anak Allah. Padahal telah kita ketahui bahwasanya Allah itu tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, seperti yang telah disebutkan dalam surat al-ikhlas:
Artinya: “Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan”
a.       Tugas Tugas Malaikat[14]
Berikut ini nama beberapat malaikat-malaikat Allah Ta’ala beserta tugas-tugasnya:
1. Jibril
Adalah malaikat yang diberikan amanat untuk menyampaikan wahyu, turun membawa petunjuk kepada Rasul agar disampaikan kepada umat. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan sungguh dia (Muhammad) telah melihatnya (Jibril) di ufuk yang terang” (QS. At Takwiir : 23)
Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda,
“Aku melihatnya (Jibril) turun dari langit, tubuhnya yang besar menutupi antara langit sampai bumi” (HR. Muslim no. 177, dari ‘Aisyah radhiyallaHu ‘anHa)
Abdullah bin Mas’ud radhiyallaHu ‘anHu menjelaskan bahwa Nabi Muhammad ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam melihat jibril memiliki enam ratus sayap (HR. al Bukhari no. 4857)
2. Mikail
Dialah yang diserahi tugas mengatur hujan dan tumbuh-tumbuhan dimana semua rizki di dunia ini berkaitan erat dengan keduanya. Terdapat penyebutan Jibril dan Mika-il secara bersamaan dalam satu ayat, Allah Ta’ala berfirman:
“Barangsiapa menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mika-il, maka sesungguhnya Allah musuh bagi orang-orang kafir” (QS. Al Baqarah : 98)
3. Israfil
Dia diserahi tugas meniup sangkakala atas perintah Rabb-nya dengan tiga kali tiupan. Pertama adalah tiupan keterkejutan, tiupan kedua adalah tiupan kematian dan tiupan ketiga adalah tiupan kebangkitan.
4. Malik
Dia adalah penjaga neraka. Allah Ta’ala berfirman,
“Mereka berseru, ‘Hai Malik, biarlah Rabb-mu membunuh kami saja’. Dia menjawab, ‘Kamu akan tetap tinggal (di Neraka ini)’. Sesungguhnya Kami telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan diantara kamu benci kepada kebenaran itu” (QS. Az Zukruf : 77-78)
5. Ridwan
Dia adalah penjaga Surga. Ada sebagian hadits yang dengan jelas menyebutkan dirinya (al Bidaayah wan Nihaayah I/45)
6 &7. Munkar dan Nakir
Terdapat penyebutan dengan mereka di dalam hadits Abu Hurairah radhiyallaHu ‘anHu, Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda,
“Tatkala orang yang mati telah dikubur, datanglah kepadanya dua malaikat yang hitam kebiruan, salah satu diantara keduanya dinamakan Munkar dan yang lainnya dinamakan Nakir” (HR. at Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh al Albani dalam Shahiih Sunan at Tirmidzi no. 856)
8. ‘Izra-il
Penamaannya dengan malaikat maut tidak disebutkan dengan jelas di dalam al Qur’an maupun hadits-hadits yang shahih. Adapun penamaan dirinya dengan ‘Izrail terdapat di sebagian atsar. WallaHu a’lam. (al Bidaayah wan Nihaayah I/42)
9, 10. Raqib dan ‘Atid
Sebagian ulama menjelaskan bahwa diantara malaikat ada yang benama Raqib dan ‘Atid. Allah Ta’ala berfirman:
“Maa yalfizhu min qaulin illaa ladayHi raqiibun ‘atiidun” yang artinya “Tidak suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”
(QS.Qaaf:18)

Namun demikian pendapat ini tidak benar, wallaHu a’lam. Keduanya hanya sifat bagi dua malaikat yang mencatat perbuatan hamba. Makna Raqib dan ‘Atid ialah dua malaikat yang hadir, menyaksikan di dekat hamba, bukan dua nama dari dua malaikat (al Bidaayah wan Nihaayah I/35-49)
b.      Hikmah Beriman Kepada Malaikat[15]:
·           Lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang menciptakan dan menugaskan para Malaikat tersebut.
·           Lebih bersyukur kepada Allah SWT atas perhatian dan pelindungan-Nya terhadap hamba-hamba-Nya dengan menugaskan para malaikat untuk menjaga, membantu dan mendo’akan hamba-hamba-Nya.
·           Berusaha berhubungan dengan para Malaikat degan jalan mensucikan jiwa, membersihkan hati dan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.
·           Berusaha selalu berbuat kebaikan dan menjauhi segala kemaksiatan serta ingat kepada Allah SWT, sebab para Malaikat selalu mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia.
B.       JIN
B.1 Pengertian JIN
Jin termasuk makhluk Allah SWT. Ia adalah nyata dan bukan takhayul atau sekedar dongeng semata. Nash alquran yang mengakui dan menetapkan adanya jin sangatlah banyak. Bahkan di dalam alquran Terdapat surat khusus  yang dinamakan surat jin.
Syaikh islam ibnu taimiyah berkata “tidak ada satupun dari golongan islam yang mengingkari akan adanya jin.[16]

B.2 Jin Dan Hakekat Penciptaannya
Dalam ayat alquran dan hadis nabi dijelaskan bahwa jin diciptakan dari api. Sebagaimana firman Allah swt:
“Dan Dia (Allah) menciptakan jin dari nyala api”. (ar-rahman 15 )
Kata Jin berasal dari kata janna , yaitu; menutiuoi sesuatu, atau segala sesuatu yang tidak terlihat. Adapun kata janin, artinya anak yang masih berada dalam kandungan ibunya. Kata jinan, berarti hati, yang tertutup dan tidak seorang pun melihatnya. Dan kata junun, artinya; tertutup akalnya yaitu hilangnya akal seseorang (gila).[17]
Jadi dinamakan jin karena mereka tidak terlihat oleh indera penglihatan (mata).  Sebagaimana firman Allah swt:
“Sesungguhnya ia dan pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihatnya.”(al-a’raf 27)
Allah SWT menciptakan jin untuk menyembah-Nya. Tiada kesia-siaan dalam setiap penciptaannya. Sebagaimana firman Allah:
“Dan Aku tidak tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.(az-zariyat 56)
C.       ROH
Ruh adalah sesuatu yang dikirim dan ditempatkan tuhan dalam tubuh manusia dan oleh karenanya dia hidup. Tanpa ruh manusia tak akan bisa hidup melaikan dengan ijin Allah SWT.
Tak ada yang bisa melihat roh, karena sifat roh itu tidak dapat dilihat, dipandang, diterawang, disentuh, dan lain-lain. Roh merupakan suatu unsur yang dibentuk untuk melengkapi dan menjadi pusat kendali dari berbagai macam aktivitas.
Semua unsur bentuk manusia dibentuk terlebih dahulu, ketika proses telah menjadi sebuah realisasi maka roh itu ditiupkan pada manusia. Seperti yang disebutkan dalam firman Allah SWT:
Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.[18]
Kita tidak dapat menentukan letak roh itu dimana dan seperti apa roh tersebut. Namun, kita selaku manusia yang mempunyai roh, dapat merasakan adanya roh tersebut dengan cara menelaah pekerjaan kita yang selalu menimbulkan sebuah gerakan dan rangsangan syaraf pada tubuh kita.
Ketika Roh dicabut dari tubuh, maka segala aktivitas manusia terhentikan karena pusat atau otak dari segala rangasangan gerakan adalah Roh manusia tersebut.
Menurut al-kindi roh adalah berbeda dari badan dan ia mempunyai wujud tersendiri. Argumen yang di majukan al-kindi untuk menjelaskan perlainan roh dari badan itu adalah tentang keadaan badan yang mempunyai hawa nafsu dan sifat pemarah itu dengan perantara roklak manusia dapat memperoleh pengetahuan yang sebenarnya, agar roh dapat mencapai pengetahuan yang benar itu,ia harus dapat melepaskan diri dari sifat binatang yang ada dalam tubuhnya, dengan cara berfikir serta berargumen tentang wujud, senantiasa hidup zuhud,berfikir tentang hakikat-hakikat wujud. Dengancara itu roh akan menjadi suci dan ketika itu ia akan dapat menangkap gambaran mengenai hakikat sesuatu.
Roh dalam hal ini tak obahnya seperti cermin yang dapat menangkap gambaran dari benda-benda yang ada di depannya,dan karena roh adalah cahaya dari tuhan, maka ia dapat menangkap ilmu-ilmu yang ada padanya,tapi kalau roh itu kotor,maka sebagai mana halnya cermin yang kotor,ia tidak akan dapat menangkap ilmu paengetahuan yang di pancarkan tuhan.
Selain itu roh juga bersifat kekal dan tidak hancur dengan hancurnya badan. Hal ini di karenakan substansi roh berasal dari sustansi tuhan. Roh selama berada dalam badan tidak mendapat kenikmatan, kesenangan dan pengetahuan yang sebenarnya. Semua itu akan dapat dicapai setelah ia berpisah dengan badan.
Roh yang telah berpisah dengan badan itu selanjutnya akan pergi ke alam al-haqq(dunia kebenaran) atau alam al-‘aql(alam akal) yang berada di atas bintang-bintang di dalam lingkungan cahaya tuhan, dekat dengan tuhan dan dapat melihat tuhan dan inilah yang di sebut dengan kebahagian  dan kesenagan yang abadi.
Menurut Ibnu Sina, Roh dapat dibagi dalam tiga golongan. Yaitu:
1.roh tumbuh-tumbuhan (al-nabatiyah ) yang memiliki daya makan (al-ghaziyah)
,tumbuh (al-munmiyah ) dan berkembang (al-maulidah)
2.Roh binatang (al-hayawaniyah) yang memiliki daya gerak (al-muharrikah) dan menangkap (al-mudrikah).daya menangkap ini di bagi lagi menjadi daya menagkap dari luar dengan panca indra dan menangkap dari dalam dengan indra –indra dalam ,yaitu bersama (al-hiss al-musytarak ) yang menerima segala apa yang di tangkap oleh pancindra ,representasi (al-khayyal) yang menyimpan segala apa yang di terima indrabersama ,imajinasi (al-muthakayyilah) yang menyusun apa yang di simpan dalam representasi.
3. Roh manusia yang memiliki daya praktis al-‘amilah yang berhubungan dengan badan dan materi dan teoritis (al-‘alimah) atau( al-nadzriyah)yang berhubungan dengan hal-hal yang abstrak. Daya ini selanjutnya memiliki beberapa tingkatan yaitu; materil (al-aql al-hayulani) yang baru mempunyai potensialitas untuk berfikir dan belum di latih walaupun sedikit,akal actual (al-‘aql bi al-fi’li) yang telah mulai di latih untuk berfikir hal-hal yang abstrak, aquired intellect (al-‘aql al-mustafat) yang telah sanggup berfikir tentang hal-hal  yang abstrak dengan tak perlu lagi pada daya upaya.
Pembicaraan tentang roh ini menimbulkan perdebatan juga di sekitar kebangkitan di hari akhirat.Al-Ghazali misalnya menuduh bahwa kaum filosof menjadi kafir karena berpendapat bahwa kebangkitan di akhirat itu bersifat rohani dan bukan bersifat jasmani.
Menghadapi tuduhan tersebut ,Ibn Rusyd mengatakan bahwa Al-Gazali telah mengemukakabn hal-hal yang berlawanan.di dalam Tahafut al-Falasifah,misalnya al-ghazali mengatakan bahwa di kalangan orang islam telah ada yang mengatakan  bahwa pembangkitan itu akan terjadi hanya dengan bentuk rohani.keterangan ini ,menurut ibn rusyd ,bertentangan dengan pendapat al-ghazali sendiri dalam buku tersebut.di dalam buku itu al-ghazali menyebut bahwa pembangkitan bagi kaum sufi akan terjadi dalam bentuk rohani dan tidak dalam bentuk jasmani.oleh karena itu tidak terdapat ijma’ para ulama tentang soal pembangkitan tentang hari kiamat itu.dengan demikian kaum filosof yang berpendapat bahwa pembangkitan jasmani tidak ada,tidaklah dapat di kafirkan.
Tetapi sunguhpun demikian,Ibn rusyd menegaskan bahwa bagi orang awam,mengenai soal pembangkitan jasmani itu sebaiknya di gambarkan dalam bentuk jasmani, dan tidak hanya dalam bentuk rohani,karena pembangkitan dalam bentuk jasmani itu akan lebih mendorong kaum awam untuk melakukan perbuatan yang baik dan menjauhiperbuatan yang buruk.
Bagaimana keadaan roh setelah lepas dari badan, Allah SWT firmanNya dalam surat al fajr 27-30 artinya “ wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada tuhanmu, dengan merasa tenang kepada tuhan dan tuhan merasa senang kepadanya,sebab itu masuklah dalam hamba-hambaku dan masuklah kedalam sorga ku.
II. 3 ESKATOLOGI ISLAM
A.PENGERTIAN ESKATOLOGI ISLAM
Eskatologi Islam adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan setelah mati dialam akhirat dan al-Qiyāmah "Pengadilan Terakhir". Eskatologi sangat berhubungan dengan salah satu aqidah Islam, yaitu meyakini adanya hari akhir, kematian, kebangkitan (Yawmal-Qiyāmah), mahsyar, pengadilan akhir, surga, neraka, dan keputusan seluruh nasib umat manusia dan lainnya.[1]
Umat muslim meyakini bahwa kehancuran dunia terjadi dimana orang-orang beriman sudah tidak ada lagi dimuka bumi, yang tersisa hanya orang-orang jahat yang kembali dalam kondisi zaman jahiliyah.[2][3] Kemudian terjadinya hari kiamat tersebut dikatakan akan terjadi pada hari Jum'at.[4] Kiamat dikatakan tidak akan terjadi sehingga tidak ada lagi manusia yang menyebut nama Allah.[5]
Seperti agamaAbrahamik lainnya, Islam mengajarkan tentang kebangkitan para makhluk yang telah mati, sebagai salah satu rencana penyelesaian dari semua penciptaan Tuhan dan kekekalan dari roh-roh para makhluk. Bagi orang yang beriman akan di hadiahkan oleh Allah sebuah Surga sementara bagi orang yang tidak beriman maka akan dihukum di masukan kedalam Neraka.
B. FASE KEHIDUPAN MANUSIA DAN JIN
Dalam fase kehidupan, manusia dan jin telah dan akan melewati beberapa alam kehidupan, kemudian di dalam alam terakhir-lah yang dianggap sebagai kehidupan alam yang abadi (kekal). Menurut syariat Islam, alam tersebut di antaranya adalah:
  • Alam Ruh, alam dimana sebelum jasad manusia dan jin diciptakan.
  • Alam Rahim, alam kandungan ibu tempat menyempurnakan jasad manusia dan penentuan kadar nasib kita didunia seperti hidup, rezeki, kapan dan dimana kita meninggal.
  • Alam Dunia, alam tempat ujian bagi manusia, siapakah di antara mereka yang paling baik amalannya.
  • Alam Kubur, alam tempat menyimpan amal manusia, di alam ini Allah menyediakan dua keadaan, nikmat atau azab kubur.
  • Alam Akhirat, alam tempat pembalasan amal-amal seluruh makhluk-Nya, di alam ini Allah menentukan keputusan dua tempat untuk manusia, apakah ia akan menghuni surga atau menghuni neraka.
C.RAHASIA ALLAH                                     
Tentang datangnya hari Kiamat, menurut syariatIslam maka tidak ada seorang pun yang mengetahui, baik malaikat, nabi, maupun rasul, masalah ini adalah perkara yang ghaib dan hanya Allah sajalah yang mengetahuinya. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits Muhammad yang shahih. Allah berfirman:
Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat: ‘Kapankah terjadinya.’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Al-A’raaf: 187)
Juga dalam firman-Nya:
Manusia bertanya kepadamu tentang hari Berbangkit. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Berbangkit itu hanya di sisi Allah.’ Dan tahukah kamu wahai (Muhammad), boleh jadi hari Berbangkit itu sudah dekat waktunya.” (Al-Ahzaab: 63)
Muhammad pernah ditanya oleh Malaikat Jibril yang datang dalam wujud seorang Arab Badui, kemudian Jibril bertanya tentang kapan akan terjadinya hari kiamat, Jibril bertanya: "Kabarkanlah kepadaku, kapan terjadi Kiamat?" Kemudian Muhammad menjawab: "Tidaklah orang yang ditanya lebih mengetahui daripada orang yang bertanya."[6][7]
Meskipun waktu terjadinya hari Kiamat tidak ada yang mengetahuinya, akan tetapi Allah memberitahukan kepada Rasul-Nya tentang tanda-tanda Kiamat tersebut. Kemudian Muhammad menyampaikan kepada ummatnya tentang tanda-tanda Kiamat. Para ulama membaginya menjadi dua:
  • Tanda-tanda kecil
  • Tanda-tanda besar.
Muhammad telah bersabda,” Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya dengan tidak laris jualan di pasar, sedikit saja hujan dan begitu juga dengan tumbuh-tumbuhan. Ghibah menjadi-jadi di merata-rata, memakan riba, banyaknya anak-anak hasil perzinahan, orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara lantang di masjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq”.
Beberapa hadist lain juga menjelaskan tentang datangnya hari kiamat ini, hari kiamat tidak akan terjadi sebelum bangsaArab dipimpin oleh seseorang dari keluarga Muhammad dan memiliki nama yang sama.[8]
Dikatakan pula dalam banyak hadits-hadits, menunjukkan bahwa peradaban besar yang telah menciptakan kekuatan dan senjata dahsyat akan hilang. Dugaan kuat adalah habisnya sumber daya alam dan mereka akan saling bertempur dan hancur. Kemudian manusia akan kembali seperti semula, berperang diatas kuda dengan menggunakan pedang, tombak, tameng, zirah dan sejenisnya.
D.TANDA-TANDA HARI PENGHAKIMAN
a. Pertanda kecil
Tanda kiamat kecil adalah tanda yang datang sebelum kiamat dengan waktu yang relatif lama dan kejadiannya biasa, seperti dicabutnya ilmu, dominannya kebodohan, minum khamr, berlomba-lomba dalam membangun, dan lain-lain. Terkadang sebagiannya muncul menyertai tanda kiamat besar atau bahkan sesudahnya.
Pertanda hari kiamat telah di sampaikan oleh Muhammad sekitar 1400 tahun yang lalu, dibawah adalah pertanda hari penghakiman yang dikutip dari HarunYahya dan lainnya, berdasarkan hadits shahih.
  • Penggembala menjadi kaya.[18]
  • Dicabutnya nikmat waktu, maka waktu berputar serasa lebih cepat.[19]
  • Padang gurun nan gersang di Arab menjadi hijau.
  • Penghancuran kota-kota besar oleh tangan manusia (akibat perang) dan peristiwa alamiah
    • Penggunaan alat peledak dan mesin tempur pada peperangan,
    • Bencana alam gempabumi akan sering terjadi, banjir, badai, gunung meletus.
  • Kemiskinan akan bertambah dan tinginya biaya hidup
    • Keuntungan bagi kaum kaya tanpa ada sedikitpun keuntungan bagi kaum miskin,[26]
    • Tidak meratanya kesejahteraan dan kemakmuran,
    • Kemiskinan dan kelaparan di Afrika, Asia, AmerikaSelatan dan EropaTimur.
  • Kehancuran nilai moral[27][28]
    • Perzinahan dilakukan secara terbuka dan bebas,[29][30]
    • Bermacam-macam kejahatan sex,
    • Pornografi meluas,
    • Homosex dan lesbian merajalela dan dianggap hal yang biasa,
    • Pria berperilaku seperti wanita dan wanita berperilaku seperti pria.
  • Pengingkaran terhadap agama
    • Agama sebagai simbol atau tameng untuk kepentingan pribadi,
    • Umat Islam banyak yang pergi ke mesjid dan memperindahnya tetapi hatinya kosong,[31][32]
    • Umat Islam banyak membaca AlQur'an tetapi tidak mengamalkannya dengan benar dan menentang hadist dan sunnah,[33]
    • Mempercayai ramalan rasi bintang,[34]
    • Mengingkari qadar (takdir atau ketetapan Allah).[35]
  • Ilmupengetahuan dan tekhnologi yang berkembang pesat
    • Penyanyi wanita dan alat-alat musik menjadi populer[42] dan musik dianggap hal biasa oleh umat Islam,[43][44]
    • Orang berlomba-lomba membangun gedung-gedung pencakar langit,[45]
    • Umur manusia lebih panjang karena meningkatnya sarana kesehatan,
    • Penelitian genetika manusia,
    • Segala sesuatu bisa dilakukan dalam waktu singkat dan lebih baik,
    • Orang bisa mendengarkan suaranya sendiri (rekaman lagu),
    • Teknologi komunikasi yang semua orang mengerti dalam bahasa masing-masing berupa media cetak, radio, televisi dan internet.
b.Pertanda besar
Tanda kiamat besar adalah perkara yang sangat besar yang muncul dimana kiamat sudah sangat dekat sekali, kemunculannya tidak biasa terjadi dan mayoritas tanda-tandanya belum muncul, seperti muncul Dajjal, Nabi Isa, Ya’juj dan Ma’juj, terbit matahari dari Barat, dan lain-lain.
HudzaifahbinArsyadal-Ghifari berkata, sewaktu kami sedang berbincang, tiba-tiba datang Nabi Muhammad kepada kami lalu bertanya, “Apakah yang kamu semua sedang bincangkan.?” Lalu kami menjawab, “Kami sedang membincangkan tentang hari Kiamat.” Muhammad bersabda: “Sesungguhnya kiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda.[46]
Kesepuluh tanda besar yang telah diucapkan oleh Muhammad adalah sebagai berikut:
Kemudian tanda-tanda yang lainnya adalah sebagai berikut:
c.Perbedaan antara pertanda kiamat kecil dan besar
Perbedaan antara tanda-tanda kiamat kecil dan kiamat besar adalah sebagai berikut:
  1. Tanda-tanda kiamat kecil secara umum datang lebih dahulu dari tanda-tanda kiamat besar.
  2. Tanda-tanda kiamat kecil sebagiannya sudah terjadi, sebagiannya sedang terjadi dan sebagiannya akan terjadi. Sedangkan tanda-tanda kiamat besar belum terjadi.
  3. Tanda kiamat kecil bersifat biasa dan tanda kiamat besar bersifat luar biasa.
  4. Tanda kiamat kecil berupa peringatan agar manusia sadar dan bertaubat. Sedangkan kiamat besar jika sudah datang, maka tertutup pintu taubat.
  5. Tanda-tanda kiamat besar jika muncul satu tanda, maka akan diikuti tanda-tanda yang lainnya. Dan yang pertama muncul adalah terbitnya matahari dari Barat.
E.PENIUPAN SANGKAKALA
Ketika saatnya tiba yaitu pada hari kiamat, atas perintah Allah maka sangkakala akan ditiup oleh Israfil dalam tiga kala[58], yaitu tiupan:
Nafkhatul Faza' (Mengagetkan, menakutkan, menghancurkan),
Tiupan dahsyat yang pertama akan menggemparkan seluruh makhluk hidup. Allah memerintahkan Israfil memperpanjang tiupan itu tanpa berhenti. Maka gunung-gunung akan bergerak seperti awan, lalu luluh-lantak. Bumi berguncang hebat, penghuninya bagaikan anai-anai yang beterbangan, planet akan saling bertabrakan. Semua ciptaan-Nya di alam semesta hancur lebur.
Nafkhatus Sha'iq (Mematikan),
Jibril, Mikail, Israfil dan Hamalatu'Arsy dimatikan oleh Allah. Malaikat terakhir yang dimatikan oleh Allah ialah 'Izrail sang Malaikat Maut. Sejak itu tak ada lagi yang hidup, kecuali Allah yang Maha Ahad, Maha Mengalahkan, Maha Sendiri, Tempat bergantung semua makhluk, Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dialah yang Maha Awal dan Maha Akhir.
Nafkhatul Ba'ats/Qiyam (Menghidupkan kembali atau membangkitkan)
Miliaran manusia sejak Adam hingga manusia yang hidup terakhir kali saat alamsemesta dihancurkan, mereka menunggu giliran diadili satu per satu di PadangMahsyar, tak ada naungan dan perlindungan selain dari diri-Nya di hari itu. Menurut ajaran Islam lama waktu menunggu itu 50.000 tahun akhirat.
Jarak antara tiupan pertama dan selanjutnya dikatakan sejarak empat puluh (tidak dijelaskan lebih rinci berupa sejumlah hari, bulan atau tahun).[59]
F.ALAM BAQA
Setelah kesemua alam semesta hancur dan makhluk mati, kemudian Allah menghidupkan kembali para umatnya untuk dikumpulkan dan diadili. Kesemua proses penciptaan sampai dengan penghancuran telah selesai, yang telah di tulis kesemuanya dalam LauhMahfuzh.
Yawm al-Qiyāmah
Yawm al-Qiyāmah (Arab: يوم القيامة‎, Yawm al-Bats (يوم البث)) adalah "Hari Kebangkitan" seluruh makhluk dari kematian, dalam keadaan telanjang dan tidak berkhitan menurut syariat Islam. Setelah kebangkitan selanjutnya akan memasuki fase kehidupan di mahsyar.
Yawm al-Mahsyar
Yaum al-Mahsyar (Arab:يومالمحشر, Yaumul Hasyir) adalah hari berkumpulnya seluruh makhluk dari awal zaman hingga akhir zaman, yang telah dibangkitkan dari mati/ kuburnya, kemudian akan dihimpun ke Mahsyar. Pada masa ini orang akan sibuk dengan urusan masing-masing, menunggu keputusan yang seadil-adilnya. Masa Peradlian ini disebut sebagai Yawm al-Hisab (Arab: يومالحسب‎) adalah perhitungan atau peradilan Tuhan yang sejati pada saat ini, segala amal ibadah dan dosa yang diperbuat semasa hidup di dunia. Berdasarkan Al-Qur'an surah Az Zumar, yang berbunyi:
Dan terang benderanglah Bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan. (Az Zumar 39:69)
Titian Jahannam
Selanjutnya akan diberangkatkan menuju jembatan yang menghubungkan Mahsyar dengan surga dan dibawah titian terdapat neraka. Bentuknya diyakini lebih kecil dari rambut dan lebih tajam dari mata pedang, untuk menyortir yang berhak masuk surga akan melewati jembatan tersebut dengan cepat atau lambat, sedangkan sebagian lagi akan jatuh kedasar neraka. Pada tahapan penyortiran inilah akhir dari perjalanan seorang makhluk, entah dia berada di surga atau neraka, kesemuanya berdasarkan amal (perbuatan) semasa hidupnya didunia.










[1] Ali Muhammad.2001.Studi Ilmu Al Qur’an. Jakarta: pustaka setia

[2] Ibid.,
[3] Lihat LKS semester gasal Aliyah kelas x
[4] Ali Muhammad.2001.Studi Ilmu Al Qur’an. Jakarta: pustaka setia
[5] Hadits Riwayat Bukhori, Muslim, dan lainnya
[6]Mudzakir AS.2001. studi ilmu Qur’an. Bogor: Pustaka litera AntarNusa.
[7] Ali Muhammad.2001.Studi Ilmu Al Qur’an. Jakarta: pustaka setia

[11]Ayat ini diturunkan untuk membantah tuduhan-tuduhan orang-orang musyrik yang mengatakan bahwa malaikat-malaikat itu anak Allah. (dalam Mahmud Syaltut. Akidah Wa Syariah)
[12] Baca iman pada enam unsur yang wajib diimani, Ghozali ahmad.
[13] Ibid.,
[15]Zainuddin.1991.ilmu tauhid lengkap.Rineka Cipta :Solo
[16]Zainuddin.1991.ilmu tauhid lengkap.Rineka Cipta :Solo
[18]Dimaksud dengan sujud di sini bukan menyembah, tetapi sebagai penghormatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar