Kamis, 19 Juli 2012

Harga Keseimbangan dan Elastisitas


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
            Manusia disebut sebagai homoeconomicus, yaitu suatu makhluk yang berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Di antara sekian banyak makhluk yang ada di muka bumi ini, manusia termasuk makhluk yang beruntung karena untuk memenuhi kebutuhannya tersebut telah dibekali alat pembantu yang sangat berharga berupa pikiran, sehingga di dalam upaya memenuhi kebutuhannya dapat melakukan tindakan pilihan dari berbagai alternatif yang mungkin dengan pertimbangan untuk memperoleh keuntungan atau manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya.
            Oleh karena itu, ilmu ekonomi muncul sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam menetukan keputusan atau memilih terhadap berbagai alternatif yang mungkin. Namun, ruang lingkup ekonomi terbagi menjadi dua yaitu ekonomi mikro dan ekonomi makro. Ekonomi makro mempelajari tentang kegiatan ekonomi yang bersifat perseorangan atau perusahaan. Sedangkan ekonomi makro merupakan kajian terhadap perekonomian nasional maupun ekonomi global secara menyeluruh.
            Dalam hal ini kita akan mempelajari ekonomi mikro sebagai suatu kajian ruang lingkup ekonomi. Terdapat beberapa objek kajian ekonomi mikro seperti, permintaan dan penawaran, harga kesimbangan dan elastisitas, perilaku konsumen, dll. Namun, dalam makalah ini hanya akan dijelaskan tentang pokok bahasan harga keseimbangan dan elastisitas.

 

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Harga Keseimbangan (Equilibrium Price)
1.      Pengertian Keseimbangan Pasar
Harga keseimbangan atau harga pasar (equilibrium price) adalah harga yang terjadi apabila jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.[1] Namun ada pula yang menyatakan harga keseimbangan terjadi apabila terjadi kesepakatan tentang harga dan kuantitas yang akan dibeli oleh konsumen dan yang akan dijual oleh produsen.[2] Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga keseimbangan atau harga pasar (equilibrium price) adalah tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara produsen atau penawaran dengan konsumen atau permintaan.
Pada harga keseimbangan produsen atau penawaran bersedia melepas barang atau jasa, sedangkan permintaan atau konsumen bersedia membayar harganya. Dalam kurva harga keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva penawaran, yang disebut Equilibrium Price.
Rounded Rectangle: Qd=QsRounded Rectangle: Pd =PsRumus kesimbangan pasar adalah :
                                       Atau                           
Keterangan :
Pd = P untuk fungsi permintaan            Qd = Q untuk fungsi permintaan
Ps = P untuk fungsi penawaran             Qs = Q untuk fungsi penawaran
Pada harga ini (P0), jumlah penawaran dan permintaan ialah sama (Q0). Mekanisme pasar (market mechanism) adalah kecenderungan di pasar bebas sehingga terjadi perubahan harga sampai pasar menjadi seimbang
yakni sampai jumlah penawaran dan permintaan sama. Pada titik ini tidak ada kekurangan atau kelebihan penawaran, juga tidak ada tekanan terhadap harga untuk berubah lagi. Di mana masing-masing tingkat harga mampu bergerak sesuai dengan perubahan tingkat permintaan dan tingkat penawaran yang terjadi di pasar.[3]
Untuk memahami mengapa pasar cenderung mengarah ke titik keseimbangan, misalkan pada awalnya harga berada di tingkat P1 pada gambar 1, maka produsen akan berusaha memproduksi dan menjual lebih daripada yang bersedia dibeli konsumen. Karenanya akan terjadi surplus, yaitu jumlah penawaran lebih banyak dibandingkan jumlah permintaan. Untuk menjual surplus ini, produsen akn mulai menurunkan harga sampai dengan harga keseimbangan tercapai.
Hal yang sebaliknya akan terjadi jika harga awalnya ada di bawah P0, katakanlah P2. Kekurangan akan terjadi karena jumlah permintaan melebihi jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Ini akan mengakibatkan tekanan ke atas terhadap harga karena sesama konsumen akan saling bersaing untuk mendapatkan penawaran yang ada, dan produsen merespons dengan menaikkan harga dan menambah barang, sehingga akhirnya akan mencapai harga keseimbangan P0.
2.      Perubahan Keseimbangan Pasar
a.       Pergeseran Permintaan
Keseimbangan dapat bergeser, bila terjadi perubahan terhadap kurva permintaan masyarakat terhadap suatu barang atau jasa.[4] Contoh kasus saat menjelang hari Raya Idul Fitri, permintaan terhadap daging sapi bertambah atu meningkat. Ini menyebabkan kurva permintaan bergeser ke kanan, sementara kurva penawaran tetap, karena banyak yang mencari daging sapi untuk hari raya. Perubahan dalam kurva permintaan ini akan menyebabkan kenaikan harga daging sapi di atas harga keseimbangan, sehingga tercipta suatu harga keseimbangn baru. Akan tetapi, setelah Idul Fitri biasanya harga daging sapi akan kembali turun dan hal ini menyebabkan kurva permintaan bergeser kembali ke titik semula. Terdapat dua pergeseran kurva permintaan, yaitu ketika permintaan bertambah kurva permintaan bergeser ke kanan dan ketika permintaan berkurang kurva permintaan bergeser ke kiri.
500px-supply-and-demand-svg1.png
b.      Pergeseran Penawaran
Misalkan, pada saat krisis ekonomi yang melanda Indonesia, di mana industri properti banyak berjatuhan akibat melambungnya harga bahan bangunan terutama semen. Pada saat tersebut, semen langkan di pasaran, hal ini menyebabkan kenaikan harga semen. Meskipun permintaan akan semen tetap, namun karena biaya produksi semakin tinggi menyebabkan banyaknya industri properti yang jatuh. Sehingga kurva penawaran bergeser ke kiri, sedangkan kurva permintaan tetap, hal ini menyebabkan kenaikan harga, karena penawaran lebih sedikit dari permintaan.
kurva-suplai-turun.jpg
c.       Pergeseran Permintaan dan Penawaran
Pergeseran dapat pula terjadi secara stimulan antara permintaan dan penawaran. Misalkan pada saat krisis ekonomi yang melanda Indonesia di mana harga susu meningkkat secara drastis. Apabila dianalisis secara seksama penyebab kenaikan harga ini dapat terjadi karena dua hal, pertama, karena pelemahan kurs rupiah pada saat itu menyebabkan kenaikan biaya produksi dikarenakan komposisi bahan baku impor yang tinggi, kenaikan biaya produksi ini menyebabkan pergeseran kurva penawaran ke arah kiri (kurva penawaran menurun).
Kedua, penyebab kenaikan harga kedua karena situasi dan kondisi yang tidak kondusif pada saat itu, menyebabkan sebagian besar masyarakat mengambil keputusan untuk melakukan penimbunan barang sebagai upaya antisipatif kelangkaan barang, keputusan untuk menimbun barang ini menyebabkan kenaikan kurva permintaan secara drastis (kurva permintaan meningkat), atau kurva permintaan bergeser ke kana atas. Pergeseran kurva penawaran ke kiri dan kurva ke kanan, menyebabkan kenaikan hrag susu secara drastis pada saat krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997.
images.jpg
3.      Keseimbangan yang Terjadi Tidak Sesuai dengan yang Diharapkan
Dalam kenyataannya, keadaan yang dihadapi oleh permintaan dan penawaran tidak sesederhan seperti yang telah diuraikan. Artinya, keseimbangan bisa tidak terjadi sesuai yang diharapkan.
a.       Harga terlalu mahal
Keadaan di mana produk yang dijual tidak dapat dijangkau oleh konsumen.[5] Hal ini bisa terjadi karena produk yang dibuat sangat mewah seperti Mercedes yang terbuat dari emas atau barang tersebut tidak terlalu murah tetapi tidak dapat dijangkau oleh konsumen. Jadi, ukuran murah bersandar pada ukuran konsumen bukan produsen.
b.      Barang bebas
Kondisi lain yang menarik yaitu apabila keseimbangan terjadi pada harga sama dengan nol, atau kebalikan dari keadaan harga terlalu mahal. Hal ini terjadi bahwa barang yang di produksi oleh produsen adalah barang bebas sehingga mudah diperoleh tanpa harus membayar. Contohnya, udara yang dapat diperoleh tanpa harus membayar, kecuali di kedalaman laut.[6]
c.       Pematokan harga
Apabila posisi keseimbangan yang terjadi dipandang tidak menguntungkan maka pematokan harga menjadi realistis dan dapat dilakukan untuk melindungi produsen dan konsumen. Pematokan harga tertinggi (ceiling price) untuk melindungi konsumen. Sedangkan pematokan harga terendah (floor price) untuk melindungi produsen.
d.      Pengaruh Pajak
Pajak yang dikenakan atas penjualan selalu menambah harga barang yang ditawarkan, sehingga hanya mempengaruhi fungsi penawaran, sedang fungsi permintaanya tetap.[7]
Pengaruh pajak dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1.      Beban pajak yang harus ditanggung oleh konsumen (tk)
Rounded Rectangle: tk=(p1-p)Q1Rounded Rectangle: tk=p1-pUntuk pajak per unit :                         Untuk pajak keseluruhan:

Keterangan :
tk:beban pajak yang ditanggung konsumen
p1:harga keseimbangan setelah pajak
p:harga keseimbangan sebelum pajak
Q1:jumlah keseimbangan setelah pajak
2.      Beban pajak yang di tanggung produsen (tp)
Rounded Rectangle: tp=(t-tk)Q1Rounded Rectangle: tp=t-tkUntuk pajak per unit :                         Untuk pajak keseluruhan:

tp:beban pajak yang ditanggung produsen
t:besarnya pajak per unit
tk:besarnya pajak yang ditanggung konsumen
3.      Rounded Rectangle: T=Q1xtPajak yang diterima pemerintah (T)

T:pajak yang diterima pemerintah
Q1:jumlah keseimbangan setelah pajak
T:besarnya pajak per unit
e.       Pengaruh Subsidi
Subsidi merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen dan konsumen, sehingga subsidi selalu mengurangi harga barang yang ditawarkan atau hanya mempengaruhi fungsi penawaran, sedang fungsi permintaanya tetap.[8]
Subsidi dibagi menjadi 3 bagian, antara lain sebagai berikut.
1.      Bagian subsidi yang dinikmati konsumen (sk)
Rounded Rectangle: sk=(p-p1)Q1Rounded Rectangle: sk=p-p1Subsidi konsumen per unit:             Subsidi konsumen keseluruhan:

sk:subsidi yang dinikmati konsumen
p:harga keseimbangan sebelum subdisi
p1:harga keseimbangan setelah subsidi
Q1:jumlah keseimbangan setelah subsidi
2.      Bagian subsidi yang dinikmati produsen (sp)
Rounded Rectangle: sp=s-skRounded Rectangle: sp=(s-sk)Q1Subsidi produsen per unit:              Subsidi produsen keseluruhan:

sp:subsidi yang dinikmati konsumen
s:subsidi per unit
sk:subsisi yang dinikmati konsumen
3.      Rounded Rectangle: S=Q1xsJumlah subsidi yang dibayarkan pemerintah (S)

S:subsidi yang dibayar oleh pemerintah
Q1:jumlah barang yang terjadi setelah subsidi
s:subsidi per unit
Teori Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Elastisitas adalah kepekaan atau angka yang menunjukkan perubahan harga barang terhadap perubahan jumlah barang atau pengaruh perubahan terhadap jumlah barang yang diminta dan jumlah barang yang ditawarkan.[9]
Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun dalam praktek sehari-hari, adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Oleh sebab itu perlu dikembangkan satu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini dinamakan elastisitas permintaan. Perubahan harga juga menimbulkan akibat yang berbeda terhadap jumlah penawaran berbagai barang. Ukuran kantitatif sebagai akibat perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan dinamakan elastisitas penawaran.
A.    Elastisitas Permintaan
Salah satu karakteristik penting dari kurva atau fungsi permintaan ialah derajat kepekaan jumlah permintaan terhadap perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya.[10] Ukuran derajat kepekaan ini disebut elastisitas. Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya. Elastisitas permintaan perlu dibedakan menjadi tiga konsep berikut :
1.      Elastisitas permintaan harga
2.      Elastisitas permintaan pendapatan
3.      Elastisitas permintaan silang
1.      Elastisitas harga
Adalah persentase perubahan jumlah yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang.[11]
a.       Koefisien Elastisitas Permintaan Harga
Dalam analisis, elastisitas permintaan harga lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas permintaan. Nilai perbandingan antara presentasi perubahan jumlah diminta dengan presentasi perubahan harga disebut koefisien elastisitas permintaan.
b.      Rumus untuk penghitung koefisien elastisitas
Dalam menganalisis akibat perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang diminta adalah sangat berguna apabila di hitung koefisien elastisitas permintaan, atau Ed. Rumus dan cara penghitungannya diuraikan dalam contoh berikut.
Rumus penghitungan:
Koefisien elastisitas permintaan adalah suatu angka penunjuk yang menggambarkan sampai berapa besarkah perubahan jumlah barang yang diminta apabila dibandingkan dengan perubahan harga. Koefisien elastisitas permintaan dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini:

Ed = Presentasi perubahan jumlah barang yang diminta
                  Presentasi perubahan harga

c.       Faktor Penentu Elastisitas Permintaan Harga
Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan berbagai barang. Yang terpenting adalah:[12]
·         Tingkat kemampuan barang-barang lain untuk menggantikan barang yang bersangkutan.
·         Persentasi pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang tersebut.
·         Jangka waktu di dalam mana permintaan itu dianalisis.
·         Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen.
Banyaknya Barang Pengganti yang Tersedia
Dalam suatu perekonomian terdapat banyak barang yang dapat digantikan dengan barang-barang lain yang sejenis dengannya. Tetapi ada pula yang sukar mencari penggantinya. Perbedaan ini menimbulkan perbedaan elastisitas di antara berbagai macam barang. Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti, permintaannya cenderung untuk bersifat elastis. Maksudnya, perubahan harga yang kecil saja akan menimbulkan perubahan yang besar terhadap permintaan. Pada waktu harga naik para pembeli akan merasa enggan membeli barang tersebut; mereka lebih suka menggunakan barang-barang lain sebagai penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan. Sebaliknya pada waktu harga turun, para pembeli melihat bahwa barang tersebut labih murah daripada barang-barang penggantinya dan berama-ramai membeli barang tersebut dan ini menyebabkan permintaannya bertambah dengan cepat.
Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barng pengganti adalah bersifat tidak elastis, karena (1) kalau harga naik para pembelinya sukar memperoleh barang pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli barang tersebut, oleh sebab itu permintaannya tidak banyak berkurang, dan (2) kalau harga turun permintaannya tidak banyak bertambah karena tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dari membeli barang yang bersaingan dengannya. Dari uraian di atas dapatlah dirumuskan: semakin banyak jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang, semakin elastis sifat permintaannya.
Persentasi Pendapatan Yang Dibelanjakan
Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut. Perhatikanlah sikap orang dalam membeli barang-barang yang sangat murah harganya, seperti misalnya minuman ringan. Kalau seseorang itu sudah menyukai suatu jenis minuman ringan tertentu, kenaikan harga minuman ringan tidak akan banyak mempengaruhi permintaannya. Ia akan tetap membeli jenis minuman ringan yang sama, oleh karena pengeluarannya untuk minuman ringan merupakan bagian yang relatif kecil dari pendapatannya.
Tetapi perhatikanlah permintaan teradap barang-barang yang agak mahal seperti radio, sepeda motor, dan televisi. Sebelum memutuskan apakah jenis radio, atau sepeda motor, atau televisi yang akan dibeli, oranga akan membandingkan harga dari berbagai jenis radio, sepeda motor dan televisi yang ada. Harga akan memainkan peranan yang cukup menentukan dalam melakukan pilihan tersebut. Perbedaan harga dapat menyebabkan orang membatalkan untuk membeli barang dari suatu merk tertentu danmembeli merk lain yang lebih murah. Berdasarkan pengamatan seperti itu dapat dikatakan: semakin besar pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu barang, semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.
Jangka Waktu Analisis
Jangka waktu di dalam permintaan terhadap suatu barang diamati juga mempunyai pengaruh terhadap elastisitas. Semakin lama jangka waktu di mana permintaan itu di analisis, semakin elastis sifat permintaan suatu barang. Dalam jangka waktu yang singkat permintaan bersifat lebih tidak elastis karena perubahan-perubahan yang baru terjadi dalam pasar belum diketahui oleh para pembeli. Oleh sebab itu mereka cenderung untuk meminta barang-barang yang biasa dibelinya walaupun harganya mengalami kenaikan. Dengan demikian dalam jangka pendek permintaan tidak banyak mengalami perubahan.Dalam jangka waktu yang lebih panjang para pembeli dapat mencari barang pengganti yang mengalami kenaikan harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap barang yang disebutkan belakangan ini. Juga dalam jangka panjang barang pengganti mengalami perubahan dalam mutu dan desainnya dan akan menyebabkan orang lebih mudah pindah kepada membeli barang pengganti.

d.      Elastisitas Permintaan dan Hasil Penjualan
a.       Kaitan Antara Perubahan Harga dan Hasil Penjualan
Hasil penjualan adalah pendapatan yang diterima oleh para penjual dari pembayaran terhadap barang yang dibeli para konsumen. Nilainya adalah sama dengan harga dikalikan dengan jumlah barang yang dibeli para pembeli. Kalau harga berubah maka hasil penjualan dengan sendirinya akan berubah. Sifat perkaitan kenaikan harga dalam hasil penjualan hanya benar apabila permintaan adalah tidak elastis. Untuk permintaan yang bersifat elastis kenaikan harga akan menyebabkan penurunan dalam hasil penjualan.

2.      Jenis Elastisitas Permintaan Yang Lain
Konsep elastisitas yang telah dibincangkan mengukur sampai di mana responsifnya permintaan apabila harga mengalami perubahan. Elastisitas seperti itu dinamakan denga elastisitas permintaan harga. Selain disebabkan oleh perubahan harga, permintaan juga dapat berubah sebagai akibat dari perubahan faktor-faktor lain. Dua faktor yang sering dilihat pengaruh perubahannya terhadap permintaan adalah harga barang lain dan pendapatan pembeli.
1)      Elatisitas Permintaan Silang
Koefisien yang menunjukkan sampai di man besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain dinamakan elastisitas permintaan silang atau dengan ringkas elastisitas silang.
Nilai elastisitas silang berkisar antara tak terhingga yang negatif kepada tak terhingga yang positif. Barang-barang penggenap elastisitas silangnya bernilai negatif, jumlah barang X yang diminta berubah ke arah yang bertentangan dengan perubahan harga barang Y. kalau harga barang Y naik, maka jumlah permintaan terhadap barang X berkurang; sebaliknya kalau harga barang Y turun, maka jumlah permintaan terhadap barang X bertambah.
Nilai elastisitas silang untuk barang-barang pengganti adalah positif, yaitu permintaan terhadap suatu barang berubah ke arah yang bersamaan dengan harga barang penggantinya. Kedua-duanya akan sama-sama mengalami kenaikan atau sama-sama mengalami penurunan. Mobil dan bus kota adalah contoh dari barang yang dapat saling menggantikan. Kalau harga mobil meningkat, permintaan terhadap mobil berkurang; tetapi sebaliknya permintaan terhadap bus kota semakin bertambah karena orang lebih banyak lagi yang bersedia naik bus kota untuk bepergian.
Rumus :
E = % perubahan jumlah harga      atau  E =   x P
       % perubahan harga                                       Q
2)      Elastisitas Permintaan Pendapatan
Koefisien yang menunjukkan sampai di mana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang sebagai akibat dari perubahan pendapatan pembeli dinamakan elastisitas permintaan pendapatan atau secra ringkas elastisitas pendapatan.
Untuk kebanyakan barang kenaikan pendapatan akan menyebabkan kenaikan permintaan. di sini terdapat hubungan yang searah di antara perubahan pendapatan dan perubahan permintaan, dengan demikian elastisitas pendapatannya adalah positif. Barang-barang yang sifat elastisitas pendapatannya adalah demikian dinamakan barang normal. Beberapa jenis barang mengalami pengurangan dalam jumlah yang dibeli apabila pendapatan bertambah; berarti perubahan pendapatan dan jumlah yang dibeli bergerak kearah yang berkebalikan. Dengan demikian elastisitasnya adalah negatif. Barang seperti itu dinamakan barang inferior.
Elatisitas pendapatan dikatakn tidak elastis apabila koefisien elastisitasnya adalah kurang dari satu, yaitu apabila perubahan pendapatan menimbulkan perubahan yang kecil saja terhadap jumlah yang diminta. Elastisitas pendapatan dinamakan elastis apabila perubahan pendapatan menimbulkan pertambahan permintaan yang lebih besar daripada perubahan pendapatan. Berbagai jenis makanan dan hasil pertanian mempunyai elastisitas pendapatan yang kurang elastis, yaitu pertambahan permintaannya berkembang lebih lambat daripada pertambahan pendapatan. Barang-barang tahan lama dan mewah adalah lebih elastis kalau dibandingkan dengan barang makanan dan pertanian.
Macam-macam Elastisitas
No.
Jenis Elastisitas
Rumus
Logika
Contoh Barang
1.
permintaan elastis
E > 1
%∆ Q > %∆ P
Keb. Lux atau mewah
2.
permintaan inelastis
E < 1
 % Q < % P
Keb. Primer atau pokok
3.
permintaan uniter/normal
E = 1
% Q = %
Keb.sekunder
4.
permintaan elastis sempurna
E = ~
% Q, % P = 0
Keb. Dunia (gandum,minyak bumi)
5.
permintaan inelascis
E = 0
% Q = 0, % P
Keb. Tanah,air minum,dsb.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Harga keseimbangan atau harga pasar (equilibrium price) adalah harga yang terjadi apabila jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Elastisitas adalah kepekaan atau angka yang menunjukkan perubahan harga barang terhadap perubahan jumlah barang atau pengaruh perubahan terhadap jumlah barang yang diminta dan jumlah barang yang ditawarkan.
Analisis permintaan – penawaran merupakan alat dasar mikro ekonomi. Dalam pasar bersaing, kurva penawaran dan permintaan memperlihatkan kepada kita berapa banyak permintaan konsumen sebagai fungsi dari harga. Mekanisme pasar adalah kecenderungan dari penawaran dan permintaan dalam menuju keseimbangan, sehingga tidak ada kelebihan permintaan dan juga tidak ada kelebihan penawaran sementara elastisitas menggambarkan reaksi penawaran dan permintaan terhadap perubahan harga, pendapatan atau variabel lainnya. Elastisitas terikat pada kerangka waktu dan untuk kebanyakan barang ialah penting untuk membedakan antara elastisitas jangka pendek dan jangka panjang.


DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Al Arif, M. Nur Rianto dan Dr. Euis Amalia.  2010. Teori Mikroekonomi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
McEachern, William A. 2001. Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat.
Joesron, Tati Suhartati dan M. Fathorrazi. 2012.  Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Raharjo, Bambang Puji dan Drs. Ismawanto. 2011. Panduan Belajar kelas 12 SMA IPS. Surabaya: Primagama



[1] Bambang Puji Raharjo dkk, Panduan Belajar Kelas 12 SMA IPS, Primagama, hlm.17
[2] Tati Suhartati Joerson dkk, Teori Ekonomi Mikro, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2011, hlm. 31
[3] M. Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikroekonomi:Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional, Kencana, 2010, hlm.51
[4] M. Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikroekonomi:Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional, Kencana, 2010, hlm.51
[5] Tati Suhartati Joerson dkk, Teori Ekonomi Mikro, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2011, hlm. 31
[6] Ibid, hlm.32
[7] Bambang Puji Raharjo dkk, Panduan Belajar Kelas 12 SMA IPS, Primagama, hlm.18

[8] Ibid, hlm.19
[9] Bambang Puji Raharjo dkk, Panduan Belajar Kelas 12 SMA IPS, Primagama, hlm.20
[10] M. Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikroekonomi:Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional, Kencana, 2010, hlm.55
[11] M. Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikroekonomi:Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional, Kencana, 2010, hlm.55
[12] Ibid, hlm 57

4 komentar:

  1. thanks makalahnya pas banget..

    BalasHapus
  2. @YESSY : Alhamdulillah bisa bermanfaat :)

    BalasHapus
  3. thanks makalahnya tapi tolong kalau buat makalah tuisan jangan kontras dengan latar

    BalasHapus
  4. Mksi tapi lain kali jangan lupa daftar pustakax

    BalasHapus